Rabu, 13 Januari 2010

Lelah ku bersenyum, lelah ku bersandiwara…

(Anggun C Sasmi)

The most exhausting thing in the world is INSINCERE (MUNAFIK). Ya, menjadi orang munafik itu sangat melelahkan. Terus-terusan mengenakan topeng di wajah kita itu menyebalkan. Sebab, sekali kita berbohong maka kita harus menciptakan kebohongan baru. Apa enaknya hidup seperti itu?

Salut buat diva pop Indonesia, Krisdayanti, yang dengan gagah berani membeberkan semua kehidupan pribadinya. Aku ngerti banget, betapa sulit menjadi orang yang berdiri di depan panggung sana, betapa sulit menjadi orang yang terus-terusan menjadi sorotan publik. Sebab, publik memang lebih suka melihat sosok idolanya tampil baik-baik saja. Padahal, sebagai manusia biasa bisa jadi si idola juga mengalami pasang surut emosi, keimanan, merasa fragile, dsb. Aku tahu bagaimana rasanya ketika orang lain meletakkan ekspektasi yang sangat tinggi terhadap diri kita, sementara kita hanyalah manusia biasa (yg tidak bisa terus-terusan dalam kondisi stabil). Karena adanya ekspektasi yang demikian tinggi itu, tak jarang di antara kita memilih untuk menjadi manusia munafik, manusia bertopeng (misalnya kita sedang sedih, tapi kita tidak berani menampakkan kesedihan itu di depan orang lain). COntoh lain, ketika kita sedang rapuh dan butuh bantuan orang lain, kita menutupi rasa butuh itu. Hasilnya, ya itu tadi…kita tumbuh menjadi manusia-manusia dewasa yang munafik. Tapi, menjadi manusia munafik itu sangat melelahkah…seperti yang ditulis Anggun C Sasmi di salah satu lagunya itu: Lelah ku bersenyum, lelah ku bersandiwara…

Tidak bisakkah kita tumbuh menjadi diri kita apa adanya? Tidak bisakkah kita hidup menuruti hati nurani kita sendiri dan bukannya menuruti EKSPEKTASI ORANG LAIN atas diri kita? Marilah, menjadi jujur kepada diri sendiri. Menjadi jujur kepada diri sendiri itu jauh lebih sulit daripada menjadi jujur kepada orang lain, tapi menjadi jujur kepada diri sendiri itu akan memberikan kebahagiaan dan kebebasan yang luar biasa dahsyat kepada kita.

Mungkin, kita bisa mulai dari pertanyaan-pertanyaan sepele:

1. Apa sih yang sebenarnya benar-benar kuinginkan dalam hidup ini? (JGN TERPENGARUH OMONGAN ATAU EKSPEKTASI ORANG LAIN)

2. Hal apa sih yang benar-benar mampu membuatku bahagia, merasa lepas bebas sebagai manusia sejati?

3. Apakah kehidupan yang sekarang kujalani ini merupakan kehidupan yang dari dulu kuinginkan? Kalo tidak, sudah saatnya melepaskan diri dan berganti arah!

4. Apakah harta, tahta dan wanita ini benar-benar yang kucari selama ini? Bila faktanya ketiga hal itu tak mampu membuat kita bahagia, lantas buat apa dipertahankan?

Tidak pernah ada kata terlambat untuk menjalani hidup sesuai hati nurani kita (bukan sesuai tuntutan orang lain lhooo..). Sebab, bila kita terus-terusan menuruti ekspektasi atau tuntutan orang lain (misalnya kamu harus begini, setelah ini begini, begitu dst)…wah! yang ada hanya rasa capek! suer!

Jadi, kalau jujur, mengapa kita harus takut? Kata ibuku, paling enak itu menjadi orang jujur dalam segala hal kok..

Tidak ada komentar: