Minggu, 28 Oktober 2012

Yang baik hanya untuk yang baik?

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”
Berangkat dari pemahaman di atas, tentu saja kita bertanya-tanya apakah yang dimaksud baik di sini? Atau keji? Apakah kita dapat menentukan sesuatu itu baik atau tidak baik? Kalau kita cermati, ayat di atas merupakan satu paket ayat yang bersambung ,tidak hanya putus pada kalimat “untuk wanita yang baik” tetapi masih berlanjut dengan bahasan tuduhan , juga ampunan. Artinya ayat ini sebenarnya diturunkan dalam konteks tertentu. Coba kita lihat konteks ayat ini turun (asbabun nuzul);
“Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah RA dan Shafwan bin al-Mu’attal RA dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasulullah SAW dan para sahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah di kalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.
Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan di antara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.”
Penjelasan An Nur 26 menurut para ulama
Jika dilihat dari konteks ayat ini, ada dua penafsiran para ulama terhadap ayat ini yaitu tentang arti kata “wanita yang baik” dan juga “ucapan yang baik” Sehingga dapat juga diartikan seperti ini;
“Perkara-perkara (ucapan) yang kotor adalah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara (ucapan) yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”
Kata khabiitsat biasa dipakai untuk makna ucapan yang kotor (keji), juga kata thayyibaat dalam Quran diartikan sebagai kalimat yang baik.
Hakam Ibnu Utaibah yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang mempergunjingkan perihal Aisyah RA Rasulullah saw menyuruh seseorang mendatangi Siti Aisyah RA Utusan itu mengatakan, “Hai Aisyah! Apakah yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu?” Aisyah RA menjawab, “Aku tidak akan mengemukakan suatu alasan pun hingga turun alasanku dari langit”. Maka Allah menurunkan firman-Nya sebanyak lima belas ayat di dalam surah An Nur mengenai diri Siti Aisyah RA. Selanjutnya Hakam Ibnu Utaiban membacakannya hingga sampai dengan firman-Nya, “Ucapan-ucapan yang keji adalah dari orang-orang yang keji…” (Q.S. An Nur, 26). Hadits ini berpredikat Mursal dan sanadnya shahih.
Ayat 26 inilah penutup dari ayat wahyu yang membersihkan istri Nabi, Aisyah dari tuduhan keji itu. Di dalam ayat ini diberikan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman. Tuduhan keji adalah perbuatan yang amat keji hanya akan timbul daripada orang yang keji pula. Memang orang-orang yang kotorlah yang menimbulkan perbuatan kotor. Adapun ucapan-ucapan yang baik adalah keluar dari orang-orang yang baik pula, dan memanglah orang baik yang sanggup menciptakan perkara baik. Orang kotor tidak menghasilkan yang bersih, dan orang baik tidaklah akan menghasilkan yang kotor, dan ini berlaku secara umum
Di akhir ayat 26 Tuhan menutup perkara tuduhan ini dengan ucapan bersih dari yang dituduhkan yaitu bahwa sekalian orang yang difitnah itu adalah bersih belaka dari segala tuduhan, mereka tidak bersalah sama sekali. Maka makna ayat di atas juga sangat tepat bahwa orang yang baik tidak akan menyebarkan fitnah, fitnah hanya keluar dari orang–orang yang berhati dengki, kotor, tidak bersih. Orang yang baik, dia akan tetap bersih, karena kebersihan hatinya.
Yang Baik Hanya Untuk yang baik?
Pembahasan kedua yaitu tentang maksud ayat di atas yaitu “wanita yang baik” dan “wanita yang keji”. Dalam hal ini terjemahan Depag menggunakan arti wanita yang baik dan pemahaman ini berangkat dari para ulama yang menyatakan bahwa Aisyah merupakan wanita yang baik-baik, karena konteks ayat tersebut turun satu paket, yaitu ayat 11-26 dengan ayat sebelumnya tentang seseorang menuduh wanita yang baik-baik berzina. Maka jika diartikan begitu sesuai dengan pertanyaan di atas

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Ayat ini bersifat umum, bahwa wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, begitu juga sebaliknya. Namun yang perlu dipahami adalah ayat ini sebuah kondisi atau memang anjuran, sebab para ulama banyak mengemukakan pendapat tentang hal ini. Syaikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi, ulama Mesir pernah berkata: ada dua macam kalam (kalimat sempurna) dalam bahasa Arab. Pertama; Kalam yang mengabarkan kondisi atau suasana yang ada.
Kedua Kalam yang bermaksud ingin menciptakan kondisi dan suasana. Kalam seperti ini bisa ditemukan dalam Quran. Seperti firman Allah QS. Ali-Imran: 97: Barang siapa yang memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Ayat itu kalau dipahami, bahwa Allah sedang mengabarkan kondisi dan suasana kota Mekah sesuai kenyataan yang ada, maka tentu tidak akan terjadi hal-hal yang bertolak belakang dengan kondisi itu. Akan tetapi, kalau ayat itu dipahami, sebagai bentuk pengkondisian suasana, maka Allah sesungguhnya tengah menyuruh manusia, untuk menciptakan kondisi aman di kota Mekah. Kalaupun kenyataan banyak terjadi, bahwa kota Mekah kadang tidak aman, maka hal itu artinya, manusia tidak mengejewantahkan perintah Allah.
Pemahaman yang sama juga bisa ditelaah pada ayat ini; Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An-Nur: 26). Pada kenyataan yang terjadi, ternyata, ada laki-laki yang baik mendapat istri yang keji, begitu pula sebaliknya. Maka memahami ayat tersebut sebagai sebuah perintah, untuk menciptakan kondisi yang baik-baik untuk yang baik-baik, adalah sebuah keharusan. Kalau tidak, maka kondisi terbalik malah yang akan terjadi.
Kalau kita bandingkan dengan Annur ayat 3 yang mana kalimat digunakan untuk umum
“laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik” (QS. An Nur ayat 3)
Di ayat ini lebih tegas mengandung “unsur perintah” untuk mencari pasangan yang sepadan. Sehingga ayat 26 bisa dimengerti sebagai sebuah motivasi atau anjuran untuk mengondisikan dan bukan sebagai ketetapan bahwa yang baik “otomatis” akan mendapatkan pasangan yang baik. Hal ini tentu memerlukan usaha untuk memperbaiki diri lebih baik.
Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan dengan pasangan yang baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan agar umat Islam memilih manusia yang baik untuk dijadikan pasangan hidup. Oleh karena itu nabi bersabda tentang anjuran memilih pasangan yaitu lazimnya dengan 4 pertimbangan, dan terserah yang mana saja, namun yang agamanya baik tentu sangat dianjurkan.
Wallahua’lam.

Senin, 16 Juli 2012

Mengenang Simbah " Pendekar Tidar "

Peristiwa kecelakaan pesawat Sukhoi SJ100 yang membawa korban 45 penumpangnya tidak terlampau membuat hati ini merasa terlalu kehilangan. Turut berduka dan berbela sungkawa sudah pasti, tetapi tetap masih dalam batas rasa empati sebagai sesama manusia. Akan tetapi berita duka yang terdengar pagi kemarin sungguh mengguncang dan mengejutkan jiwa ini. Dialah Mbah Lim, atau yang bernama lengkap Kyai Haji MualimRifai Imampuro, dipanggil kehadirat-Nya pada Kamis pagi di RSI Klaten. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, semoga Gusti Allah mengampunkan segala dosanya dan mengangkat jiwanya di papan kasedan jati yang mulia.
Mbah Lim, ……hmmmm. Kenapa sosoknya seakan terasa sangat dekat?
Mbah Lim adalah tokoh kyai khos di kalangan warga nahdziyyin yang sangat kharismatik. Sebagai seorang ulama terkemuka, tidak ada lagi yang menyangsikan soal kealiman dan keunggulan ilmu agamanya. Hal yang paling menarik adalah sikap hidupnya yang sangat tawadlu, sangat sederhana, seakan Beliau memang sangat ngiwakke (mengesampingkan) kehidupan duniawi. Dialah sangat takdzim dalam meneladani kesederhanaan kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad yang memilih menjadi abdan nabiyya (nabi yang seorang abdi, orang biasa) daripada harus menjalani sebagaimulkan nabiyya (nabi yang sekaligus raja) sebagaimana pernah ditawarkan Allah melalui Jibril.
Selain kedalaman dan keluasan ilmu agamanya, Mbah Lim juga dikenal sebagai sosok ulama yang sangat mencintai tanah tumpah darahnya, Indonesia. Di masa mudanya, Beliau terkenal sebagai anggota laskar kejuangan yang mengangkat bambu runcing untuk mengenyahkan penjajahan Belanda hingga Jepang. Semangat nasionalisme dan patriotismenya itu bahkan kemudian diabadikan menjadi nama pondok pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti yang diasuhnya di Karanganom, Klaten. Sebuah pilihan nama yang sangat nyleneh dan tentunya tidak main-main. Nama itu benar-benar sebuah cermin abadi akan kecintaanya kepada bumi Nusantara. Baginya menjadi orang Islam yang Indonesia adalah pilihan hidup yang sangat serius. Islam dan Indonesia adalah dua entitas yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain dari seorang pribadi Mbah Lim.
Sebagaimana sering dinasehatkan oleh para alim ulama bahwasanya salah satu tanda-tanda semakin dekatnya hari kehancuran adalah diangkatnya ilmu-ilmu agama dari muka bumi. Ulama sebagai para penerus dan pewaris nabi adalah gudangnya ilmu agama. Maka dengan semakin banyaknya ulama kinasih yang dipanggil keharibaan-Nya tanpa diturunkannya pengganti yang setara sengannya adalah fenomena diangkatnya ilmu tersebut. Bukankah belum berselang di bulan Februari yang lalu juga baru berpulang Kyai Abdullah Fakih dari Langitan di Lamongan? Kenapa jarak rentang waktu kepergian mereka seakan begitu dekat? Inilah pangkal kerisauan kalbu ini sehingga kepergian Mbah Lim membekaskan rasa kehilangan yang teramat dalam di dada ini.
Sugeng tindak Mbah Lim, selamat jalan Mbah Kyai! Semoga kealimanmu menebarkan ke relung jiwa setiap sedulur muslim yang masih harus berjuang untuk berjihad mengalahkan hawa nafsunya sendiri di tengah keedanan jaman edan ini. Moga Tuhan masih memberikan kesempatan bagi manusia untuk menapaki jalan-Nya sehingga menemukan keselamatan sejati di dunia dan akhirat.

Mengenal Lebih Dekat Ulama Besar Banten, Abuya Dimyati

KH.Muhammad Dimyati merupakan sosok Ulama Banten yang memiliki karismatik. Lahir di Banten sekitar tahun 1925, Sejak kecil anak pasangan dari H.Amin dan Hj.Ruqayah. sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya, masa mudanya nyaris dihabiskan untuk menimba ilmu keislaman dari pondok pesantren ke pondok pesantren, mulai dari Pondok pesantren Cadasari, Kadupeseng, Pandeglang, Plamunan hingga ke Pleret Cirebon.

KH Muhammad Dimyati yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Buya Dimyati ini tergolong ulama sholeh, tawadhu dan istiqomah melakukan syiar Islam di ranah Banten, selain mengajarkan ilmu syari'ah, beliaupun menjalankan kehidupan dengan metode bertashauf.

Buya Dimyati adalah penganut tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah. wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh tawadhu',zuhud dan ikhlas. Banyak pihak yang mencoba mempublikasikan seputar kegiatannya di pesantren, akan tetapi selalu di tolaknya dengan halus, bahkan ketika para ingin memberikan sumbanganpun, Buya Dimyati kerap menolak dan mengembalikan sumbangan tersebut.

Pernah suatu saat Buya Dimyati diberi sumbangan Oleh Mbak Tutut ( Anak Mantan presiden Soeharto) sebesar 1 milyar, beliau menolak dengan halus dan mengembalikan uang tersebut.

Pondok pesantren di desa Cidahu Pandeglang yang dirintisnya sejak tahun 1965, telah banyak melahirkan ulama-ulama besar yang meneruskan perjuangannya dengan membangun dan mendirikan pondok pesantren di daerahnya masing-masing, salah satunya adalah Habib Hasan bin ja'far assegaf, pimpinan Majlis Nurul Musthofa di Jakarta.

Abuya berguru pada ulama-ulama sepuh di tanah Jawa. Di antaranya Abuya Abdul Chalim, Abuya Muqri Abdul Chamid, Mama Achmad Bakri (Mama Sempur), Mbah Dalhar Watucongol, Mbah Nawawi Jejeran Jogja, Mbah Khozin Bendo Pare, Mbah Baidlowi Lasem, Mbah Rukyat Kaliwungu dan masih banyak lagi. Kesemua guru-guru beliau bermuara pada Syech Nawawi al Bantany. Kata Abuya, para kiyai sepuh tersebut adalah memiliki kriteria kekhilafahan atau mursyid sempurna, setelah Abuya berguru, tak lama kemudian para kiyai sepuh wafat.

Ketika mondok di Watucongol, Abuya sudah diminta untuk mengajar oleh Mbah Dalhar. Satu kisah unik ketika Abuya datang pertama ke Watucongol, Mbah Dalhar memberi kabar kepada santri-santri besok akan datang 'kitab banyak'. Dan hal ini terbukti mulai saat masih mondok di Watucongol sampai di tempat beliau mondok lainya, hingga sampai Abuya menetap, beliau banyak mengajar dan mengorek kitab-kitab.

Di pondok Bendo, Pare, Abuya lebih di kenal dengan sebutan 'Mbah Dim Banten' dan mendapat laqob 'Sulthon Aulia', karena Abuya memang wira'i dan topo dunyo. Pada tiap Pondok yang Abuya singgahi, selalu ada peningkatan santri mengaji dan ini satu bukti tersendiri di tiap daerah yang Abuya singgahi jadi terberkahi. Karomah.

Ada banyak cerita tak masuk akal dalam buku ini, namun kadar "gula-gula" tidaklah terasa sebab penitikberatan segala kisah perjuangan Abuya lebih diambil dari orang-orang yang menjadi saksi hidupnya (kebanyakan dari mereka masih hidup) dan dituturkan apa adanya. Abuya memang sudah masyhur wira'i dan topo dunyo semenjak masih mondok diusia muda.

Di waktu mondok, Abuya sudah terbiasa tirakat, tidak pernah terlihat tidur dan istimewanya adalah menu makan Abuya yang hanya sekedar. Beliau selalu menghabiskan waktu untuk menimba ilmu, baik dengan mengaji, mengajar atau mutola'ah. Sampai sudah menetap pun Abuya masih menjalankan keistiqamahannya itu dan tidak dikurangi bahkan ditambah.

Di tahun 1999 M, dunia dibuat geger, seorang kiai membacakan kitab tafsir Ibnu Jarir yang tebalnya 30 jilid. Banyak yang tidak percaya si pengajar dapat merampungkannya, tapi berkat ketelatenan Abuya pengajian itu dapat khatam tahun 2003 M. Beliau membacakan tafsir Ibnu Jarir itu setelah Khatam 4 kali khatam membacakan Tafsir Ibnu katsir.

Salah satu cerita karomah yang diceritakan Gus Munir lagi adalah, di mana ada seorang kyai dari Jawa yang pergi ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani di Irak. Ketika itu, kyai tersebut merasa sangat bangga kerana banyak kyai di Indonesia paling jauh mereka ziarah adalah maqam Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi dia dapat menziarahi sampai ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.

Ketika sampai di maqam tersebut, maka penjaga maqam bertanya padanya, "darimana kamu (Bahasa Arab)". si Kyai menjawab, dari Indonesia. maka penjaganya langsung bilang, oh di sini ada setiap malam Juma'at seorang ulama Indonesia yang kalau datang ziarah dan duduk saja depan maqam, maka segenap penziarah akan diam dan menghormati beliau, sehinggalah beliau mula membaca al-Qur'an, maka penziarah lain akan meneruskan bacaan mereka sendiri2.

Maka Kyai tadi kaget, dan berniat untuk menunggu sampai malam jumaat agar tahu siapa sebenarnya ulama tersebut. Ternyata pada hari yang ditunggu-tunggu, ulama tersebut adalah Abuya Dimyati. Maka kyai tersebut terus kagum, dan ketika pulang ke Jawa, dia menceritakan bagaimana beliau bertemu Abuya Dimyati di maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani ketika itu Abuya masih di pondok dan mengaji dengan santri-santrinya.

Mahasuci Allah yang tidak membuat penanda atas wali-Nya kecuali dengan penanda atas diri-Nya. Dan Dia tidak mempertemukan dengan mereka kecuali orang yang Dia kehendaki untuk sampai kepada-Nya. (al Hikam) Wallahu a'lam (End/wel)

Kitab Al hikam Fasal 13 : mengenai dalil ilmu laduni

Iman Tidak Masuk kedalam hati yang keruh

alhikam  13
13). Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia terlukis dalam lensa/cermin hatinya?
Atau bagaimana akan pergi menuju Allah, padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya?
Atau bagaimana akan dapat masuk ke hadrat Allah, padahal ia belum bersih (suci) dari kelalainnya yang disini diumpamakan dengan janabatnya?
Atau bagaimana mengharap akan mengerti rahasia yang halus (dalam), padahal ia belum taubat dari kekeliruan-kekeliruannya?
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa, mustahil (tidak mungkin), sebagaimana berkumpul antara diam dan gerak, antara cahaya terang dengan gelap. Demikian pula nur (cahaya) iman berlawanan dengan gelap yang disebabkan kerana selalu berharap/menyandarkan kepada sesuatu selain Allah.
Demikian pula berjalan menuju Allah harus bebas dari belenggu hawa nafsu supaya sampai kepada Allah.
Firman Allah :
“wataqullaha wayu’alimukumullah”
artinya : “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282).

Rasulullah SAW bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”1
Artinya : Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui” (HR. Imam Ahmad).
Imam Ahmad bin Hanbal ra. Bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari, maka Ahmad bin Hanbal ra.“Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapati dari gurumu Abu Sulaiman ra. “. Jawab Ibnu Hawari : “Bacalah subhanallah tanpa kekaguman”.Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hanbal ra. : “Subhanallah” Maka berkata Abil Hawari ra. : “Aku telah mendengar bahwa Abu Sulaiman berkata : “ Apabila jiwa manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, nescaya akan terbang kea lam malakut (di langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat pada guru”. Imam Ahmad Bin Hanbal ra. Setelah mendengar keterangan itu langsung ia bangkit bangun/berdiri dan duduk ditempatnya berulang tiga kali, lalu berkata : “Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk islam”.Ia sungguh puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, kemudian ia membaca hadits tadi.
(Tarjamah Kitab Alhikam Syaikh Ibnu Athoillah, H Salim Bahreisy, Victory Agencie, Kuala Lumpur, 2001, pp 33-34.)
Keterangan admin salafytobat :
1 Hadits ini juga tertulis di Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.
Adapun yang mengatakan bahwa Imam Ahmad mengatakan itu bukan hadits adalah jelas-jelas dusta dan bukti jinayah pemalsuannya terhadap  pendapat ulama.
Syaikh Ibnu athoillah (wafat 709 H) dimakamkan di qarrafah al-qubra. Beliau adalah guru besar di madrasah al-azhar asyarif – mesir. Beliau menulis lenih dari 22 buku yang legendaris, mulai dari kitab tentang tasawwuf, nahwu, mantiq, sastra, fiqh sampai khitobah.  Beliau mempunyai banyak murid yang menjadi ulama besar, seperti Imam Taqiyyudin al subki  seorang ahli fiqh, tasawwuf dan hadits.

Semoga kita diberi taufiq dan hidayah oleh Allah SWT untuk dapat mengamalkan dan menyampaikannya.
Lampiran :
  * A. Dalil-dalil ayat Al-qur’an tentang ilmu laduni/mauhub

-          “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282).

-          “Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami (jalan-jalan petunjuk). Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin)(QS Al’ankabut [69] ayat 69).
-          “Katakanlah  (hai Muhammad Saw.)  Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113).
-          “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. “(QS. Al-qashash [28], ayat 7).
-          “Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65).
  * B. Hadits-hadits tentang ilmu mauhub/laduni
-          Hadits Bukhari -Muslim :
“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi)
-          Hadits At Tirmidzi :
“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi).
-          Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra:
“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.

-          Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :

Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).
-          Dalam kitab syarah al-hikam

Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.
-   Hadits qudsy shahih Riwayat Hakim
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan  hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27,  Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.

-          Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam  wafat 257 H).

Allah mewahyukan kepada Isa untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus.
-          Dalam hadis qudsi, Nabi Isa as. Juga bersabda:
“Isa As. berkata: “Buat kalian tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui, selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui. Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak beramal sesuai dengannya.” [ Diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... – 241 H), Kitab al-Zuhd, 327. Dan (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 1:69-70].
  * C. Nasihat Imam Malik dan Imam Syafei
-          Nasihat imam syafei :
Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34

Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48

Artinya :
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
-          Nashihat IMAM MALIK RA:
و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق
“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar .

SABDA ROSULULLAH BAB AKHLAQ

Untuk keamanan, kebahagiaan dan kedamaian hidup di dunia dan Akhirat, manusia perlu model atau contoh untuk diikuti. Justeru manusia, walaupun telah Allah bekalkan fitrah ingin mencintai dan dicintai tidak akan dapat melakukannya dengan sempurna jika tidak ada contoh. Begitulah rahmat dan kasih sayang Allah. Sentiasa menunjukkan jalan-jalan keselamatan buat hamba- hamba-Nya. Tinggal apakah manusia itu mau atau tidak mencontohinya.<br>
Maka atas dasar itu dengan rahmat Allah, Dia telah mengutuskan seorang manusia bernama Muhammad bin Abdullah sebagai Rasul-Nya di atas muka bumi ini 1400 tahun yang lampau. Allah telah lengkapkan Rasul itu dengan sifat yang sempurna lahir dan batin. Allah telah memelihara peribadinya daripada sebarang kesalahan dan cacat-cela, agar dia menjadi contoh yang agung kepada manusia lain.<br>
Dengan segala pemeliharaan itu maka jadilah Rasulullah manusia yang paling tinggi akhlaknya. Sama ada akhlak dengan Allah mahupun akhlak sesama manusia.<br>
Oleh itu tidak hairanlah jika Allah sendiri memuji Rasulullahdalam Al Quran dengan firman-Nya: &#8220;Sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat agung.&#8221; (Al Qalam: 4).<br>
Al hasil, terbentuklah Rasulullah &#160;itu sebagai insan kamil yang menjadi lambang segala kebaikan. Nabi Muhammadlah manusia yang paling sempurna. Seluruh himpunan sifat baik telah dipakaikan oleh Allah pada diri Rasulullah . Itulah gambaran betapa kasih dan sayangnya Rasulullah &#160;kepada seluruh makhluk.Bukan sahaja kepada manusia bahkan juga kepada binatang. Bukan sahaja kepada orang Islam tetapi juga kepada yang bukan Islam. Maka atas dasar itulah Allah telah menegaskan dalam Al Quran bahawa kedatangan Rasulullah &#160;itu adalah sebagai pembawa rahmat.<br>
Firman Allah: &#8220;Dan tidak Kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan untuk rahmat kepada sekalian alam.&#8221; (Al Anbia: 107).<br>
Rasulullah &#160;juga pernah bersabda: &#8220;Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.&#8221; (Riwayat Malik).<br>
Di sini saya hanya ingin menggambarkan tentang kasih sayang, iaitu satu aspek daripada akhlak Rasulullah &#160;yang sangat perlu untuk manusia. Setidak-tidaknya untuk keselamatan mereka di dunia walaupun tidak di Akhirat. Kasih sayang Rasulullah &#160;terhadap manusia tidak ada tandingannya. Mari kita lihat bukti bagaimana dan betapa kasih sayang Rasulullah &#160;melalui dua sudut.<br>
Jika kita membaca Al Quran dan meneliti Hadis Rasulullah , maka kita akan dapati betapa Rasulullah &#160;itu sangat pengasih sekalipun kepada anak kecil ataupun binatang. Di antara ayat Quran yang menunjukkan betapa tingginya rasa kasih Rasulullah &#160;itu ialah sewaktu Allah berfirman: &#8220;Telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.&#8221; (At Taubah: 128).<br>
Dalam ayat yang lain Allah telah berfirman: &#8220;Maka dengan rahmat Allah-lah kamu dapat berlaku lemah-lembut dan kasih sayang pada mereka. &#8220;(Ali Imran: 159 ).<br>
Allah berfirman lagi: &#8220;Dan jikalau kamu berkasar dan berkeras hati nescaya mereka akan menjauhkan diri darimu. &#8220;(Ali Imran: 159).<br>
Di antara Hadis yang menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Rasulullah &#160;ialah: &#8220;Barang siapa yang tidak mengasihi manusia, dia tidak dikasihi Allah. &#8220;(Riwayat At Termizi).<br>
&#8220;Kasihilah siapa sahaja yang ada di bumi nescaya akan mengasihi kamu siapa-siapa sahaja (malaikat) yang di langit.&#8221; (Riwayat Abu Daud).<br>
&#8220;Sebaik-baik manusia ialah orang yang memberi manfaat pada manusia (termasuk meratakan kasih sayang). Sebaik-baik manusia ialah mereka yang paling baik akhlaknya (kasih sayang kepada orang lain).&#8221; (Riwayat At Tabrani).<br>
&#8220;Berbaktilah kepada kedua ibu bapa kamu, maka akan. berbakti anak-anak kamu kepada kamu (termasuk memberi kasih sayang).&#8221; (Riwayat Al Hakim).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang yang paling hampir dengan tempatku di kalangan kamu ialah yang paling cantik akhlaknya, mereka menghormati orang lain dan mereka senang bermesra dan dimesrai. Orang Mukmin itu ialah yang mudah mesra dan dimesrai, dan tiada kebaikan pada mereka yang tidak boleh bermesra dan dimesrai. Dan sebaik-baik manusia ialah yang banyak memberi manfaat kepada manusia.&#8221; (Riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi).<br>
&#8220;Barang siapa yang tidak mengasihi orang kecil kami, sedangkan dia tahu kewajipan sebagai orang besar kami maka bukanlah dia dari golongan kami.&#8221; (Riwayat Al Bukhari).<br>
&#8220;Siapa yang berbuat baik (beri kasih sayang) kepada anak yatim lelaki atau perempuan, adalah aku dan dia di dalam Syurga seperti dua ini (ditunjukkan dua jarinya yang dirapatkan).&#8221; (Riwayat Al Hakim).<br>
&#8220;Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. &#8220; (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Penyebab utama masuknya manusia ke surga adalah bertakwa kepada Allah dan kebaikan akhlaknya.&#8221; ( Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah ).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.&#8221; ( Riwayat At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Saya menjamin sebuah rumah yang paling tinggi tingkatannya di sorga bagi orang-orang yang berbudi pekerti. &#8220; ( Riwayat At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mendapatkan kedudukan yang sama dengan orang yang (rajin) melaksanakan puasa dan shalat malam.&#8221; (Riwayat Abu Dawud).<br>
&#8220;Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia bersalah nescaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar syurga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah surga. Dan barangsiapa yang baik akhlaknya niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian surga.&#8221; (Riwayat Abu Dawud, Ath-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).<br>
Rasulullah bersabda, maksudnya: &#8220;Manusia yang paling dikasihi Allah ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain dan amalan yang paling disukai oleh Allah ialah menggembirakan hati orang-orang Islam atau menghilangkan kesusahan daripadanya atau menunaikan keperluan hidupnya di dunia atau memberi makan orang yang lapar. Perjalananku bersama saudaraku yang muslim untuk menunaikan hajatnya, adalah lebih aku sukai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ini selama sebulan, dan sesiapa yang menahan kemarahannya sekalipun ia mampu untuk membalasnya nescaya Allah akan memenuhi keredhaannya di dalam hatinya pada hari Qiamat, dan sesiapa yang berjalan bersama-sama saudaranya yang Islam untuk menunaikan hajat saudaranya itu hinggalah selesai hajatnya nescaya Allah akan tetapkan kakinya(ketika melalui pada hari Qiamat) dan sesungguhnya akhlak yang buruk akan merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu.&#8221; (Riwayat Abu Dawud).</p>
</div>

Jumat, 13 Juli 2012

KEUTAMAAN SILATURAHMI DAN ANCAMAN MENINGGALKANNYA

Manusia adalah mahluk sosial; yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.
Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya
Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini.
 
Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?
Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).
 
Silaturahmi merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, apa bila kita melaksanakan perintah tersebut disamping kita mendapatkan pahala juga akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak sekali, diantara keutamaan tersebut adalah :
1. Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya
Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi". (HR Bukhori dan Muslim)
2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi
Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (HR Bukhori dan Muslim)
3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang  menyambungnya
"Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia swt selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia swt berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia I berfirman, 'Itulah untukmu.'
4. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt.
Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka
Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : "Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi"(HR Bukhari dan Muslim)
6. Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung
Firman Allah swt : "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk" (QS. Ar-Ra'd :21)
7. Silaturahim merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt.
Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata : saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata : kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab : “iya”, aku bertanya : amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab ; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertnya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)
8. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak
dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." (HR Bukhori dan Muslim)
9. Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain
Dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi)
demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda: "Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)

Dan sebaliknya apabila meninggalkan silaturahmi maka akan mendapatkan ancaman dan akibat yang diperoleh. Diantara ancaman memutuskan silaturahmi adalah :
1. Tidak akan diterima amalnya
Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “ “sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi”. (HR Ahmad)
2. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt.
Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" HR. Bukhari, dan Muslim.
3. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat.Karenasalah satu tanda keimanan seseorang adalah senantiasa meghubungkan silaturahmi.
4. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam.
Allah swt berfirman : “ orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam) (QS Ar’Rad : 25)
“ Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”(QS Muhammad 22-23)
5. Tidak masuk surga
Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, " Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.". Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.

Referensi:
1. Shilatu ar-rahmi fadhluha walhatstsu ‘alaiha karya Syaikh Khalid bin Husain bin Abdurrahman
2. Shilatu al-arham wattahdzir min qati’atiha fatawa hukmu mawaidh oleh al-qism al-ilm bimadar al-wa

Ketika TUHAN menebar Pengampunan

Tuhan pernah mengatakan:” Wahai para malaikat, lihatlah hamba-hambaku, sesungguhnya aku telah mengampuni dosa-dosa mereka”. Ini dikatakan saat umat islam telah merampungkan puasa ramadhan, dan pada detik-detik sholat idul fitri. Betapa Agung pengampunan-Nya. Betapapun besar dosa-dosa yang dilakukan oleh hamba, Allah tetap membuka pintu maaf, kecuali mereka yang tidak mau bertaubat, dan masih berbuat dholim.
Ada tiga dosa besar yang tidak diperkenankan masuk surga, kecuali telah bertaubat kepada-Nya. Di antara tiga orang tersebut ialah pemutus tali persaudaraan atau yang disebut dengan Qotiu al-Rahmi. Qatiu Al Rahmi berasal dari bahasa Arab, artinya memutus silaturahmi. Menurut pengertinya ”orang mukmin yang bersaudara, tetapi karena ada permasalah, maka dengan cepat memutuskan tali persaudaraan dengan tidak saling menyapa (satru). Indikasi Qotiu Al Rohmi karena banyak faktor, akan tetapi yang paling dominan adalah persoalan materi; mislanya warisan, utang piutang, wanita; merebut cinta orang lain, mengaggu istri orang lain, kekuasaan atau jabatan; misalnya iri dengan kedudukan jabataan, perbutan posisi.
Fenomena saat ini, sering kita temuakan antara tentangga tidak menyapa karena urusan utang, urusan wangkit ( pagar), rebutan lahan parkir. Dikalangan elit, banyak yang berebut posisi (kursi), atau rebutan jabatan. Sehingga menimbulkan dampak yang negatif. Di kalangan partai politik, banyak yang rebutan posisi ketua, sekjen sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan partainya.
Adakalanya perseteruan ini hingga menimbulkan satru (tidak saling) menyapa sesama muslim atau bersaudara saling membenci, silaturahmi terputus. Adakalanya dikarenakan sebuah perceraian, muncul rasa benci bahkan dendam, sehingga putus silturahmi. Qotiu Al Rahmi, yang dibenci oleh Allah adalah karena rasa sombong, tidak ada kemauan memaafkan. Jika ini terjadi, maka Allah SWT telah menyiapkan tempat di akhirat kelak yaitu di Neraka. Andaikata, seseorang beribadah siang dan malam, dijidatnya terlihat hitam karena banyak bersujud, bersedekah setiap saat, akan tetapi mereka suka memutuskan silaturahmi, bahkan sudah menjadi hobi, maka Allah tidak akan menerimanya sampai mereka bertaubat. 
Hadis Nabi mengisaratkan seputar pemutus silaturahmi yang berbunyi ” 
عن أبي جرير أن أبا بردة حدثه عن حديث أبي موسى رضي الله عنه : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ثلاثة لا يدخلون الجنة : مدمن الخمر و قاطع الرحم مصدق بالسحر (رواه الحاكم رقم 7234)
Artinya “ diriwayatkan oleh Abi Jarir bahwasanya Aba burdah menceritakan dari hadis abi Musa RA, bahwasanya Nabi SAW mengatakan;’’ peminum khomer (pemabuk), pemutus silaturahmi, menyetujui sihir.
Tiga orang sangat membahayakan, yakni pemabuk, seperti minum arak, ekstasi, sabu-sabu, ganja. Kemudian, pemutus seduluran, artinya tidak mau memanafkan, bahkan hatiya tetutup, sering menyakiti tetangga, kerabat dengan tidak menyapa.Kemudian orang-orang yang kong kalikong dengn tukang sihir atau santet. Bahkan ikut serta memperlancar. Maka, tuhan tidak akan memaafkan, selama mereka belum bertabaut dengan sesungguhnya

Jadilah generasi ROBBANI bukan generasi RAMADHANI

Generasi Rabbani tak kenal henti. Ia terus bergerak dalam upaya mendekatkan diri kepada Rabb nya. Hingga tak jarang ia harus mengesampingkan keinginan hawa nafsunya untuk sesuatu yang lebih besar di sana. Ia beribadah tak mengenal waktu dan tempat. Bibir mereka selalu basah dengan dzikir dan perkataan mereka tidak ada yang sia- sia. Hadirnya selalu dirindu bak oase di padang pasir.
Keimanan bukan musiman. Ia harus selalu hadir dalam setiap waktu,  bersama siapa pun, dan dalam kondisi bagaimana pun. Ramadhan hendaknya menjadi ajang latihan bagi kita untuk menghadirkan diri kita kembali sesuai fitrahnya. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mencharge kembali ruhiyah kita agar mampu bertahan hingga 11 bulan ke depan.
Keberhasilan Ramadhan terlihat dari kondisi kita di 11 bulan lainnya. Ini adalah indikator bahwa kita memang dianjurkan untuk menjadi sosok Rabbani, bukan Ramadhani. Ibadah harus terus memuncak setiap waktu, hati harus terus merendah dalam perjalanan hidup, dan pikiran harus tetap terjaga dalam setiap langkah. Itulah suksesnya Ramadhan yang sesungguhnya.
Ramadhan secara tidak langsung akan membentuk pribadi yang demikian ketika kita benar- benar memandang moment ini sebagai moment perbaikan. Tidak ada satu kegiatan pun yang tak bernilai pahala di bulan ini, bahkan tidur seorang muslim yang berpuasa juga adalah ibadah. Luar biasa.
Generasi Rabbani adalah harapan kita bersama. Mewujudkannya tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Oleh karena itu, mari manfaatkan Ramadhan sebaik mungkin. Tekadkan dalam hati bahwa kita adalah muslim yang beriman namun bukan musiman. Jadilah generasi Rabbani.

Selasa, 10 Juli 2012

Indahnya Ramadhan

Ramadhan merupakan bulan yang
sangat istimewa. Bulan yang
ditunggu-tunggu pecinta surga.
Pernahkan kita berpikir mengapa
demikian saudaraku?? Hal tersebut
karena pada bulan ini
pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu ibadah, amal, dan
taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Ilahi terbuka lebar, pintu-
pintu neraka ditutup dan syaitan-
syaitan dibelenggu. Bulan dimana
dijanjikan oleh_Nya
rahmat (karunia), maghfirah
(ampunan), dan itqun min al-nar
(pembebasan dari api neraka).
Puasa akan membangunkan hati
Mukmin yang ‘tertidur’ merasa
selalu diawasi Allah sehingga
mencegah kemungkaran. Perut
yang kenyang dapat memandulkan
perasaan sehingga menjadikan hati
keras, menyuburkan sikap liar, dan
maksiat kepada Allah dan sesama
manusia tetapi dengan puasa kita
dapat merasakan kelaparan sesama
sehingga menimbulkan empati bagi
sesama dan solidaritas sesama
muslim. Betapa indahnya bulan ini
yang merupakan wahana memupuk
solidaritas antar umat manusia.
Dan pada akhir bulan
keutamaannya disempurnakan
dengan kewajiban membayar zakat
fitrah sebagai manifestasi puncak
solidaritas sosial tersebut.
Keutamaan dan keistimewaan
paling besar bulan ini adalah
bahwa Allah swt. telah memilihnya
menjadi waktu turunnya Al-Qur’an.
Inilah keistimewaan yang tidak
dimiliki oleh bulan lain selain bulan
Ramadhan yang penuh berkah ini.
Allah swt. mengistimewakan
dengan menyebutkannya dalam
kitab-Nya bahwa “Bulan Ramadhan
adalah bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara
yang haq dan yang batil).” (Al-
Baqarah:185). Ramadhan adalah
bulan Al-Qur’an.
Rasulullah saw. pernah bersabda
mengenainya, Puasa dan Al-Qur’an
itu akan memberikan syafaat
kepada hamba di hari kiamat.
Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku
telah menghalangi-nya dari makan
dan syahwat, maka perkenankanlah
aku memberikan syafa ‘at
untuknya.’ Sedangkan Al-Qur’an
akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah
menghalanginya dan tidur di
malam hari, maka perkenankan
aku memberikan syafaat untuknya
(HR. Imam Ahmad dan Ath
Thabrani). Jiwa, ruh, dan pemikiran
manusia pada bulan Ramadhan
akan menghindari tuntutan-
tuntutan jasmani dan
memperbanyak pada sisi ruhiah.
Dalam keadaan seperti ini, ruh
manusia berada di puncak
kejernihannya, karena ia tidak
disibukkan oleh syahwat dan hawa
nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan
paling siap untuk memahami dan
menerima ilmu dari Allah swt.
Karena itu, bagi Allah, membaca Al-
Qur’an merupakan Ibadah paling
utama pada bulan Ramadhan yang
mulia.
Keistimewaan lainnya dibulan
Ramadhan adalah bahwa Allah
SWT membuka peluang lebar-lebar
bagi kita untuk membersihkan
dosa dan kesalahan yang selama ini
dilakukan asal kita melaksanakan
puasa Ramadhan dengan landasan
iman dan ikhlas serta tidak
melakukan dosa-dosa besar.
Kesalahan adalah manusiawi.
Muslim yang baik bukanlah orang
yang tidak pernah melakukan
kesalahan, karena itu tidak
mungkin. Sudah menjadi tabiat
manusia melakukan kesalahan dan
kekhilafan. Di samping dorongan
hawa nafsu dan tarikan lingkungan
juga karena memang setan telah
berjanji akan terus menggoda
manusia. Akan tetapi, kata Nabi,
sebaik-baik orang yang melakukan
kesalahan adalah yang bersegera
bertobat. Betapa indahnya bulan
ini, dimana Allah membuka pintu
ampunan lebar-lebar atas segala
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan
yang telah kita lakukan apbila kita
mau bertobat. Tentang hal ini, Nabi
menyatakan ”Siapa saja yang
berpuasa pada bulan Ramadhan
dengan landasan iman dan ikhlas
akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu. (HR Ahmad)”. ”Shalat
lima waktu, Jumat ke Jumat, dan
Ramadhan ke Ramadhan
menghapus dosa di antaranya
selama dosa-dosa besar dijauhi.
(HR Muslim)”.
Betapa mulianya bulan ini, dimana
di dalamnya Allah yang Maha
Pemurah menjadi lebih pemurah
lagi. Dilipatkangandakan-Nya
perhitungan pahala orang yang
berbuat kebajikan. Siapa saja yang
melakukan ibadah sunnah dihitung
melakukan kewajiban dan yang
melakukan kewajiban
dilipatkangandakan pahalanya.
Sesungguhnya engkau akan
dinaungi bulan yang senantiasa
besar lagi penuh berkah, bulan
yang di dalamnya ada suatu malam
yang lebih baik daripada seribu
bulan. Ramadhan adalah bulan
sabar dan sabar pahalanya surga.
Ramadhan adalah bulan pemberian
pertolongan dan bulan Allah
menambah rezeki orang Mukmin.
(HR al-Bukhari dan Muslim).
Apa yang akan kita peroleh dari
bulan yang mulia ini tergantung
pada diri kita masing-masing.
Semuanya tentu berpulang pada
bagaimana kita memaknai puasa
Ramadhan itu sendiri. Bila puasa
dimaknai sekadar tidak makan dan
minum serta
tidak melakukan yang
membatalkan puasa, tentu hanya
itu pula yang bakal didapat.
Betapa banyak orang berpuasa
tidak mendapatkan apa-apa kecuali
lapar dan betapa banyak orang
yang menghidupkan malam tidak
mendapatkan apa-apa kecuali
begadangnya saja. Apakah itu
pilihan kita saudaraku?? Tentu
tidak. Puasa harus dimaknai lebih
dari sekedar itu, puasa adalah amal
ibadah dimana didalamnya penuh
dengan kebaikaan, kebajikan dan
berkah dimana kita harus
senantiasa menjaga ibadah puasa
kita dari perkara-perkara yang sia-
sia. Mau melewatkan waktu selama
Ramadhan dengan sia-sia atau
meraih keutamaan-keutamaannya
adalah tergantung kemauan dan
pilihan kita.

Sabtu, 07 Juli 2012

Published with Blogger-droid v2.0.6

Kamis, 05 Juli 2012

Colleksi Ucapan Ramadhan

Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal kita diterima dan do'a kita di ijabah
Nih ada beberapa coleksi ucapan ramadhan yang masuk baik lewat sms atau email ke ponsel Eagle moga bermanfaat...

Dalam hitungan jam kan kita jelang Ramadhan nan suci, 
kami pintakan maaf setulus hati akan khilaf yang selama ini terjadi 
Taqobalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan saya. 
Bagi yang melaksanakannya, saya ucapkan selamat menjalani ibadah Puasa Ramadhan. 
Semoga amal ibadah kita semua diterima ALLAH SWT.
by. shireishou

Adzan-adzan lari berseruan dari langit-langit rumah Tuhan
Tuntun jari-jari dosaku ke arah-Mu
Kutundukkan congkak kepalaku
Tak layak ku disisi-Mu
Gelimang noda dan dosa balut tubuhku dari semua rasa yang telah mati

Marhaban ya Ramadhan...
Mohon maaf lahir dan bathin
Mari sucikan hati, pikiran, dan lisan kita
Sambut Ramadhan dengan penuh suka cita
by.heny

Dear All......
Jika hati sejernih air , jangan biarkan ia keruh
Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung
Jika hati seindah bulan, hiasi ia dengan IMAM..

Atas nama Jper's milist jejak petualang mengucapkan
*"Selamat menunaikan ibadah puasa, Mohon maaf lahir dan batin...*
by.Tante Nha-Nha

Marhaban Ya Ramadhan...
dari dalam lubuk hati saya yang paling dalam
izinkan saya memohon maaf

mari kita sambut ramadhan dengan kebersihan hati
barangkali ada prasangka pernah terbersit
ada kata salah terucap
dan ada tingkah laku yang kurang berkenan
sekali lagi kami memohon maaf
by.Jamie Gorontalo

Assalamua'alaikum WrWb
Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata, bulan yang penuh keberkahan, 
bulan yang penuh dengan ampunan.
perlu kesiapan mental yang matang dan kejernihan hati tuk menyambutnya..

sudilah kiranya, membuka pintu hati tuk menerima ucapan kami..

" MINAL AIDIN WAL FA IDZIN, MOHON MAAF LAHIR & BATHIN "

Semoga, kita di beri kekuatan dan keringan dalam menjalankan ibadah shaum..
by.Koz n family

..Hati gak sebening XL dan secerah MENTARI.
Banyak khilaf yang buat FREN kecewa, kuminta SIMPATI mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa
dan kita semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya yang selalu membuat kita HOKI dalam mencari kartu AS selama kita hidup karena kita harus FLEXIbel untuk menerima semua pemberianNYA.

Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa beningkan hati seperti XL, 
Dapat berpikir luas seperti SIMPATI,memberi maaf secara cuma2 seperti AS, 
memberi banyak kesempatan seperti IM3, murah senyum seperti JEMPOL 
dan yang palingg penting kita dpt berpikir cerah seeprti MENTARI. 
Sebelum cahaya Illahi dipadamkan, sebelum langit runtuh, sebelum pintu taubat ditutup, 
sebelum malaikat menjemput, sebelum ramadhan tiba, 
maaf kalau ada perkataan yg menyinggung sampai telinga panas seperti ESIA.
by.aviola

Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

Elu memang sobat gue yang terbaik
Sampai terkadang gak terasa seenaknya
Gue ngatain loe n ngejakin loe semaunya
Maafin gue bukan maksud ngerendahin
justru karena loe adalah seperti
Bagian dari gue
Met puasa ya!!

Matahari berdzikir, angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-Mu.
Semua menyambut datangnya Seribu Bulan.
Selamat datang Ramadhan, Selamat beribadah puasa.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi.
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa.
Hidup ini terasa indah jika ada maaf.
Taqabalallahu Minna Waminkum…

Tak ada kata seindah zikir
Tak ada bulan seindah Ramadhan
Ijinkan kedua tangan bersimpuh maaf untuk lisan yg tak terjaga
janji yg terabaikan, hati yang slalu berprasangka & sikap yang pernah menyakitkan.
Maaf lahir batin. Slamat menunaikan ibadah puasa

Please forgive me, mistakes,shortcomings as we welcome Ramadhan. 
May Allah give u strength in ur iman and health. Amiin.

Bila ada langkah membekas lara
bila ada kata merang kai dusta
bila ada tingkah menoreh luka
pada kesempatan ini saya mohonkan maaf lahir dan bathin.
Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa pada bulan Ramadhan

Tentang Dalil Memberikan Ucapan Maaf sebelum Ramadhan

Penasaran karena belum pernah mendengar sebelumnya dan kebetulan ada salah satu kawan yang bertanya. Sekedar sharing saja, terkait hadis yang digunakan kawan2 untuk melandasi saling meminta maaf sebelum ramadhan.
Saya coba cari di kitab Jami’ul Ahaadist  Jamaludin Al Suyuthi1, ternyata tidak diketemukan hadist yang maknanya:
Doa Jibril :“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri;Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.”Maka Rasulullahpun mengatakan amiin sebanyak 3 kali”
Ada satu hadist dengan redaksi makna yang berdekatan sebagai berikut :
عن أنس قال : ارتقى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – على المنبر فقال : آمين ثم ارتقى ثانية فقال : آمين ، ثم ارتقى ثالثة فقال : آمين ، ثم استوى فقال : آمين ، فقال أصحابه على ما أمنت يا رسول الله قال : أتانى جبريل فقال : يا محمد رغم أنف امرئ ذكرت عنده فلم يصل عليك ، فقلت آمين ، ثم قال : رغم أنف امرئ أدرك والديه أو أحدهما فلم يدخلاه الجنة ، قلت آمين ، وقال : رغم أنف امرئ أدرك شهر رمضان فلم يغفر له ، فقلت آمين [كنز العمال 24295]
Artinya2:
Dari Anas bin malik ra Rasulullah SAW sedang naik diatas mimbar (memberi nasihat), kemudian beliau membaca amin…dst 3x, sahabat bertanya atas apa engkau mengucapkan amin ya Rasulullah? Beliau bersabda hadir malaikat Jibril dan mengatakan: Ya Muhammad, celakalah3 orang yang jika disebut namamu disisinya tetapi tidak bersholawat kepadamu, celakalah orang yang masih menjumpai kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tetapi tidak menjadikan sebab masuk ke sorga (dg berbuat baik kpd keduanya), celakalah orang yang menjumpai bulan romadhon tetapi tidak mendapatkan ampunannya. Kitab Kanzul ‘Umal Hadis no 24295, HR At Tirmidzi & Al Baihaqi , At Tirmidzi mengatakan hadis ini adalah hadis hasan gharib.
Terkait dengan saling meminta maaf sebelum Ramadhan menurut penjelasan Ust Alwi dalam pembekalan Ramadhan di dakwah center tidaklah terlarang berdasarkan dalil-dalil yang umum tentang meminta dan memberi maaf, bahkan hal itu haruslah disegerakan, Firman Allah SWT:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Qs Ali Imron: 133-134
Mohon Maaf, Marhaban ya Syahral Mubarok!!
#Abu Aufa#
1 Dengan clue: jibril, Ramadan& amin, menggunakan software Maktabah Syamilah
2 Diterjemahkan sebatas kemampuan saya, mohon dikoreksi dan ditanyakan kepada yang lebih mengerti
3 Raghama anfun makna harfiahnya adalah hina/celakalah hidung

Rabu, 04 Juli 2012

Amalan Malam Nishfu Syia'ban

Bismilahir Rahmanir Rahiim

Amalan-Amalan utama di malam Nishfu Sya’ban, antara lain sebagai berikut:Pertama: Mandi sunnah saat ghurub matahari (tenggelam matahari). Manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.Ketiga: Ziarah atau membaca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam Nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.Dalam suatu hadis disebutkan:“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُAssalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.Kelima: Membaca doa Kumail.Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:SubhânallâhAlhamdulillâhLailâha illallâhAllâhu AkbarKetujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):SubhânallâhAlhamdulillâhAllâhu AkbarKemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:Yâ Rabbi (20 kali)Yâ Allâh (7 kali)Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)Mâ syâa Allâh (10 kali)Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.Bismilahir Rahmanir rahiimA’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi bercahaya, karenanya kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, dari datangnya azab-Mu secara tiba-tiba, berubahnya keselamatan-Mu, dan hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan padaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.Kulumaskan wajahku di tempat sujud ini, dan sudah selayaknya bagiku untuk sujud kepada-MuRasulullah saw bersabda:“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu malam ini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan Dia menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)Kesebelas: Melakukan shalat Tasbih. Shalat ini dikenal dengan nama shalat Ja’far Ath-Thayyar.Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûnYa Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’banHari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia bagi para pengikut Ahlul bait Nabi saw, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

Jumat, 09 Maret 2012

Published with Blogger-droid v2.0.4

Rabu, 04 Januari 2012

SABAR ITU ADA BATASNYA

Saat berbincang dengan ibu tukang tahu didipan toko. Kata ibu itu "sabar itu ada batasnya"
Aku kaget. Hanya terkejut dalam hati. Mengatakkan pada hati “Ha?!?! Sabar itu ada batasnya?”.saya bingung memikirkan perkataan ibu itu tersebut. Padahal, yang kutahu sabar itu tak terbatas! tak ada batas..! Itulah yang kukencamkan dalam diriku selama ini sejak kecil. Sabar tak ada batasnya!! Iyah, tak ada batas..

Akhirnya, dari pada hati ini tak tuntas memikirkan hal ini. Aku langsung bertanya di ßß♏ dan YM. Sahabat pasti tau ya..  Aku bertanya “Apakah sabar itu ada batasnya?” Lalu, mereka menjawab dengan jawaban mereka masing2.Mungkin tak semua tapi semoga ini bisa menjadi sesuatu buatmu mengenai kesabaran mempunyai batas atau tidak.?

Aku percaya dengan jawaban teman-teman saya yang ada di ßß♏ dan YM. Mereka juga memberikan jawaban yang memuaskan untuk saya. Dan beserta dalilnya. Huah, akhirnya kebingungan ini bisa dituntaskan dengan waktu sekejap saja. Karna perkembangan zaman dan teknologi yang makin canggih. Pokoknya pergunakanlah internet sebagai tempat dirimu belajar, memahami, mengetahui. Yang lebih penting lagi jadikkan internet itu untuk berdakwah serta memperdalam ilmu syar’i. 

Lanjut. Inilah jawabannya yang sudah kurangkup menjadi sebuah jawaban atas semua ini… 

Sabar sesungguhnya merupakan salah satu ajaran Islam yang agung, namun sangat berat. Bersabar untuk marah, bersabar menahan amarah, bersabar untuk selalu istiqamah menapaki ajaran Islam sesuai dengan sunnah Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabat, bersabar untuk tidak tergesa-gesa, bersabar untuk tidak menyimpang, bersabar untuk menjauhi larangan, maupun bersabar menerima musibah dari Allâh Ta’âla, semuanya merupakan perkara yang berat. Itulah sebabnya, orang yang sabar pasti selalu disertai oleh Allâh Ta’âla.

“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfal : 46)

Masih belum menemukkan sebuah jawaban.. Akupun terdiam, mengingat-ingat sesuatu. Ohh!.. Iyah, SABAR.!! sabar yang slalu diucapkan oleh guru ngaji waktu di depok dulu . Aku ingat beliau mengatakan sesuatu

“assobru minal iman….” yang artinya–>  (Sabar adalah sebagian dari iman)
Terketuk sesuatu, kamu orang beriman kah?.. Jika jawabanmu “Iya” kamu beriman. Maka bersabarlah. Tapi jika memang kamu ndak beriman dan menjawab kamu “tidak” beriman. Maka.. Entahlah jawaban ada dimasing-masing.

Sudahi.. Sudahi mengingat yang lalunya. Kembali kejawaban teman saya tantang sabar. Ia menjawab : Orang bilang, “sabar ada batasnya”, “habis kesabaranku”, “sesabar-sabarnya orang, akhirnya tak tahan juga”. Apa atau dimanakah sebenarnya batas kesabaran yang dibenarkan dalam Islam? Apakah perkataan yang demikian itu dibenarkan dalam Islam?

Saat Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam marah ketika mendapatkan kekeliruan besar yang dilakukan oleh sebagian sahabat, apakah berarti beliau telah kehabisan kesabarannya? Tentu saja tidak. Begitu pula ketika beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam harus bangkit melakukan perlawanan terhadap musuh atas izin dan perintah Allâh Ta’âla. Justru hal itu merupakan salah satu bentuk pendidikan kesabaran yang paling berharga.

Jawaban itu memuaskan..  Tapi, masih ada yang mengganjal dihati ini.. Masih ada banyak jawaban yang bisa kupilih. Pada dasarnya jawaban itu tetap sama lho..!

Sabar ada batasnya. Yakni sampai tanah msuk kedlm perut alias “mati”
Klo msih hdup, sabar ga ada batasnya. Dan Mati adalah pemutus segala Amal (Sabar).

Aku terkesima dengan jawaban yang di atas itu. Iyap!! Sabar ada batasnya. Sampai engkau mati alias tidak hidup. Tapi apakah yang berbicara “sabar itu ada batasnya” –> adalah seseorang yang sudah mati?.. Tentu saja belum bukan?… Ada jawaban lagi nih..

Sabar itu tidak ada batasnya karena kita pasti selalu diuji oleh Allah… Jika kita merasa sabar kita terbatas, berarti kita sudah dikendalikan oleh nafsu amarah… Wallahu a’lam..

Nah lhoo.. Berarti ibu tkang tahu itu sedang dikendalikan oleh hawa nafsu marah ya..?.. Hmm..
Aku mengambil kesimpulan dari sini.
Sabar itu adalah perintah dari-Nya (dari Allah). Jika kita di uji oleh-Nya pasti kita harus dengan sabar menghadapinya. Hanya saja manusia kebanyakkan mengatakkan bahwa sabar ada batasnya (lhoo..? ko’ manusia bisa memberi batasan sendiri tanpa perintah dari-Nya?). Memang, sabar itu ada batasnya. Batasnya itu ketika engkau sudah mati. Tidak hidup di dunia lagi..!!.. Mengerti ya semua..?

Jadi selama engkau hidup sabar itu tak ada batasnya..!  keep sabar..!

Selasa, 03 Januari 2012

MERASA PINTAR atau PINTAR MERASA

Sahabat Hudzaifah punya catatan rahasia. Ia mengantongi daftar nama-nama orang munafik. Karena ingin tahu, Umar bin Khaththab mendekati Hudzaifah.

Kebanyakan orang tentu ingin tahu siapa saja yang masuk dalam daftar tersebut. Tapi tidak dengan Umar. Beliau hanay ingin memastikan, apakah dirinya termasuk dalam catatan tersebut.

“Apakah nama saya ada dalam daftar itu?” tanya Umar. “Tidak ada,” jawab Hudzaifah. “Alhamdulillah…,” Umar pun merasa lega dan berlalu, tanpa ingin mengetahui lebih jauh nama-nama yang memang dirahasiakan itu.

Kalau orang sekelas Umar masih merasa khawatir dengan kedudukan dirinya dihadapan Allah SWT, bagaimana dengan diri ini?

Pada kenyataannya, banyak orang yang merasa aman dan yakin bahwa dirinya sudah baik dan tidak mungkin tergolong munafik. Karena itu, yang paling sering dilakuan adalah lebih banyak menyorot kesalahan orang lain, bukan sibuk memperbaikai diri. Orang demikian itulah yang disebut merasa pintar.

MERASA PINTAR

Orang yang merasa pintar, memang cermat melihat kekurang orang lain, tetapi tidak cermat melihat kekurangan diri. Sering menganggap dirinya lebih selamat dan saleh dari orang lain. Merskipun ilmunya baru sedikit, ia sangat suka mengkritik dan menuduh orang lain. Bahkan pada orang yang lebih berilmu, hanya kareana tak sepaham dengan dirinyasudah cukup untuk memvonis bahwa orang itu jelek, tak perlu didengar, sedangkan dirinya lebih baik. Sikapnya yang merasa pintar itu dapat menjerumuskannya dalam kesombongan.

Perasaan selalu merasa lebih baik dari orang lain, menunjukkan masih adanya dominasi ego, memang sulit bersikap arif. Sukanya memaksakan kehendak dan sukar memahami orang lain.

Bahkan kalaupun ilmu yang dimilikinya semakin banyaktidak membuatnya bijak.  Tak segan-segan pula mengolok-olok dan merendahkan golongan lainnya. Ia hanya terfokus pada persepsi dan pemahaman dan perspektifnya, tidak mau bersabar melihat perspektif dari orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu  kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)….. “(Al-Hujaraat[49]:11).

Perasaan merasa paling benar sering menjadi kendala sinergi antar kelompok. Misalnya, saat melihat aktivis lain yang “melakukan sesuatu”, tanpa mencari tahu yang lebih dalam, kita pun risih dan tak tahan untuk langsung berkomentar. “ah hanya begitu saja, bukan apa-apa, seharusnya…….”.

Lalu orang yang disalahkan biasanya juga merasa benar dan bersikap reaktif. “Bagaima kita akan bangkit, kalau sibuk mempermasalahkan yang begitu-begitu saja”.

Sikap salaing merasa benar mengakibatkan perbedaan yang ada tidak untuk saling belajar memahami, tapi salang “meremehkan” . menyebakan konflik bukan sinergi.

PINTAR MERASA

Umar adalah contoh orang yang bukan “merasa pintar”, tapi “pintar merasa”. Meski beliau dikenal keras dan tegas, namun memiliki sensitivitas hati. Beliau lebih sibuk melihat kekurangan dirinya. Bahkan tidak segan memberi hadiah pada orang yang mau menunjukkan kesalahannya.

Dalam sebuah kejadian , pernah saat menyampaikan kebijakan sebagai khalifah didepan umum, Beliau disanggah oleh seorang wanita tua. Yang dilakukan bukannya ngotot membela diri, tapi dengan kebesaran hati Beliau berkata, “Ibu ini benar, dan Umar salah”.

Meski pengorbanan dan perjuangannya tak ada yang meragukan, beliau tidak merasa pintar sendiri. Misal dalam kisah dengan Hudzaifah diatas, Beliau lebih khawatir dengan keadaan dirinya dan menanyakan namanya daripada mencari tahu daftar nama orang lain. Ada rasa takut dan cemas dihadapan Allah; sudah benarkah keimanannya?.

Orang yang “pintar merasa”, lebih memiliki kecerdasan emosional dari orang yang “merasa pintar”. Bila orang yang “merasa pintar” cenderung menutup diri dari pendapat orang lain, sementara seseorang yang “pintar merasa” lebih berlapang dada. Ia memiliki kepekaan dalam hubungan dengan orang lain dan selalu intropeksi untuk memperbaiki diri. Menyikapi perbedaan, ia akan lebih bijak. Mau memahami perbedaan dan bersabar melihat perspektif dan persepsi orang lain. Ia tahu diri, tidak egois dan lebih bisa bersikap arif. Kalau ada kelebihan orang lain, dengan jujur ia mengakuinya.

Berbagai perbedaan, bagi orang yang “pintar merasa” bukan dijadikan bahan perpecahan, namun akan dijadikan sebagai kesempatan saling memahami, saling mengisi dan saling menghormati. Kalau diskusi yang dilakukan bukan asal ngotot supaya ia menang. Dirinya khawatir kalau-kalau pendapatnya diterima bukan karena kebenaran, melainkan hanya kepandaiannya bersilat lidah saja.

Karena itu kala pendapatnya diterima ia tidak bangga tapi malah istighfar, “Astaghfirullah…”  bila pendapatnya belum diterima ia tidak marah tetapi justru, “Alhamdulillah…” seperti sikap Imam Syafi’I, “Pendapat saya benar tetapi mungkin salah. Pendapat oranglain salah tetapi mungkin benar”. Belai masih menyisakan ruang dalam hatinya untuk menerima pendapat orang lain. Sehingga meski memiliki perbedaan pendapat sekitar enam ribua-an masalah dengan Imam Malik, nereka tetap saling menghormati.

Tindakan bijak dalam menghadapi khilafiyah, Imam Syafi’I telah memberi teladan kepada kita. Beliau berpendapat bahwa qunut subuh adalah sunnah muakkad.  Namun saat Beliau mengunjungi Baghdad, dimana madzhab Abu Hanifah berkembang, Beliau meninggalkannya, hal itu dilakukan demi menghormati  madzhab Abu Hanifah yang tidak mengamalkan qunut subuh.

Saat kita mendatangi shalat ditempat saudara kita yang celana para jamaahnya diatas mata kaki, mungkin menurut kita celana diatas mata kaki tidak wajib. Tapi celana isbal kita itu tentu akan mengganggu hati mereka. Jadi, lipat saja samapi diatas mata kaki, tidak ada susahnya. Bukankah kita diperintahkan untuk saling menghormati saudara seiman?.

Perasaan seperti itulah yang dirasakan Umar dan para sahabat. Hal seperti ini tidak menyombongkan diri dan senantiasa membutuhkan bimbingan Allah SWT.

Lihatlah positif-nya saudara kita, maka kita akan mendapatkan positif-nya. “Subhanallah… Anda  telah mengamalkan banyak sunnah”. Lalu mereka juga akan merespon secara positif dan dengan rendah hati akan menghormati saudaranya. “Masya Allah, saya  baru bisa melaksanakan yang seperti ini. Tapi hati ini masih banyak kekurangan lainnya dan perlu belajar sabar serta jujur dari anda”.

Hanya dengan bersikap arif seperti itulah memungkinkan terjadinya sinergi. Perbedaan bukan untuk saling merendahkan tetapi untuk saling belajar dan melengkapi.

Insya Allah, kalau kita “pintar merasa” akan terhubung jalinan hati. Bila masih ada cela dan kekurangan saudaranya bukannya di ekspos, melainkan ditutupi atau dilengkapi.

“Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka ia akan diitutupi aibnya oleh Allah Ta’ala di dunia dan akherat”. (Riwayat Muslim)

Jadi dari uraian diatas, jelaslah bahwa kita lebih selamat bila tidak “merasa pintar”, tetapi “pintar merasa”