Minggu, 16 Mei 2010

Ketika Cinta Harus Memilih

Hidup tanpa cinta rasanya memang garing banget. Pokoknya bete deh. Sangat boleh jadi kehidupan ini dipenuhi oleh mereka-mereka yang berhati batu. Kejam, bengis, dan sejenisnya. Ibarat hidup di jaman Wild Wild West. Kill or be killed. Sadis!
Cinta, bisa tumbuh dan berkembang dalam sebuah kehidupan. Coba kamu perhatiin, ortu kita sayang banget kan sama kita? Kalo nggak sayang mah, kayaknya waktu kita bayi udah dibuang kali tuh. Tapi, alhamdulillah, ortu kita termasuk orang yang mampu memberikan cintanya kepada kita. Harapannya, agar kita bisa tumbuh, juga dengan memiliki rasa cinta.
Sobat muda muslim, cinta tumbuh di setiap makhluk yang bernyawa. Seperti sebuah lagu lawas berirama melayu yang syairnya kayak begini, “Rasa cinta pasti ada, pada makhluk yang bernyawa..../perasaan insan sama, ingin cinta dan dicinta..”
Yup, emang nggak ada tema yang abadi untuk dibahas selain masalah cinta. Tengok aja mulai dari lagu, puisi, prosa, sampai film didominasi masalah cinta. Wajar karena cinta adalah perasaan yang universal. Dimana-mana, di seluruh dunia, orang membutuhkan dan menginginkan cinta. Cinta ada pada orang tua yang cinta pada anak-anaknya, anak-anak yang cinta pada orang tuanya, adik dan kakak yang saling menyayangi seperti dalam film Children of Heaven, dan ehm, tentu saja cinta dirasakan oleh sepasang pria dan wanita.
Pendek kata dengan cinta kita bisa memberikan kesegaran dalam hidup seseorang. Kalo kamu ngasih uang seribu perak kepada mereka yang membutuhkan, itu artinya kamu telah menolong. Kalo bukan dengan rasa cinta, kayaknya nggak bakalan deh kamu tersentuh dengan penderitaannya. Itu sebabnya orang suka bilang bahwa cinta biasanya berbanding lurus dengan pengorbanan. Selalu seiring deh.
Dengan cinta pula, kamu biasanya peduli dengan orang lain. Tegur sapa dengan sesama kita, boleh jadi adalah hal kecil untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Tentunya dalam ikatan cinta di antara kita sebagai manusia. Kita yakin kok, semua manusia itu butuh cinta dan dicintai. Itu sebabnya, peduli adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta. Masing-masing dari kita dalam pergaulan sehari-hari, ogah banget kalo cuma dianggap sebagai bilangan, tapi kita kepengen juga diperhitungkan. Tul nggak?
Tentang kepedulian dan cinta ini, kita bisa meneladani Abdullah bin Amir. Dengan harga sembilan puluh ribu dirham, beliau membeli rumah milik Khalid bin ‘Uqbah yang berada di dekat pasar. Pada malam harinya, Abdullah mendengar suara tangis keluarga Khalid. Ia pun bertanya, kepada salah satu pelayan rumahnya, “Mengapa mereka menangis?”
“Mereka menangis karena mereka harus meninggalkan rumah yang telah tuan beli siang tadi,” jawab si pelayan.
Mendengar penjelasan itu, Abdullah bin Amir berkata, “Pelayan, katakan kepada mereka bahwa uang harga rumah yang telah mereka terima beserta rumah itu menjadi milik mereka semua.”
Subhanallah, Abdullah bin Amir bin Kuraiz tersebut, yang merupakan salah satu dermawan kota Baghdad telah memberikan teladan kepada kita, betapa rasa rasa peduli dengan nasib sesama membuatnya rela mengeluarkan hartanya. Sikap yang amat jarang bisa kita temukan saat ini. Kepengen juga kayak beliau.
Memiliki cinta? Berbahagialah!
Bang Doel Soembang pernah nyanyi begini, “Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta”. Nggak mengada-ngada tentunya. Cinta memang penuh makna. Dan bisa memberikan kesenangan kepada yang mendapatkannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkomentar tentang cinta, “Cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli ibadah.”
Sobat muda muslim, jangan salah bahwa cinta bisa berarti sangat luas. Nggak sebatas hubungan antara pria dan wanita saja. Seperti yang udah dijelaskan di awal tulisan ini. Cinta, bisa berarti hubungan antara anak dan ortu yang full kasih sayang. Bisa juga berarti saling mencintai dan menyayangi dengan teman, bisa juga saling menumbuhkan rasa cinta di antara saudara, dan lain sebagainya. Pokoknya luas deh, termasuk cinta kita kepada harta, jabatan, tempat tinggal, kendaaraan, dan yang utama cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bahkan memberikan teladan bagus kepada kita bagaimana mencintai orang lain dengan tidak pandang bulu. Siapa pun ia, Rasulullah memberikan perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya. Ada kisah menarik yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah (Nailul Awthar, 4: 90): “Ada seorang perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu masjid. Pada suatu hari, Nabi saw. tidak menemukan perempuan itu. Nabi saw. menanyakan ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika Nabi menegur mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat mengatakan bahwa perempuan itu hanya orang kecil saja. Kata Nabi saw., “Tunjukkan aku kuburannya.” Di atas kuburan itu Nabi melakukan shalat untuknya.”
Subhanallahu, sungguh mulia sekali Nabi kita. Ia memberikan teladan yang amat bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya, Rasul sangat menghormati para sahabatnya. Ambil contoh, suatu hari Abdullah al-Banjaliy tidak kebagian tempat duduk saat menghadiri majlis Rasulullah. Mengetahui hal itu, Rasul lalu mencopot gamisnya dan mempersilakan sahabatnya itu untuk duduk. Tapi Abdullah al-Banjaliy tidak mendudukinya, malah mencium baju Rasulullah dengan air mata yang berlinang, “Ya Rasulullah, semoga Allah memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku,” komentar Abdullah.
Hmm.. kira-kita kita begitu nggak sama teman kita? Kadang, di antara kita suka ada yang merasa sok sibuk mikirin ummat, sampe-sampe lupa untuk sekadar menyapa kepada teman kita, “Apa kabar?” Padahal, hal ‘sepele’ itu bisa menumbuhkan kecintaan juga lho. Bener. Jangan dikira kagak ada efeknya. Pengaruhnya besar lho. Sebab, kepedulian akan menumbuhkan rasa cinta, dan itu bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk bisa menikmati hidup dengan tenang dalam sebuah kebersamaan yang penuh kasih sayang. Nggak percaya? Cobalah kamu lakukan. Siapa tahu kepedulian kamu akan bisa membuat temanmu merasa bahagia. Ditanggung antimanyun deh. Suer.
Itu semua karena cinta sodara-sodara. Sungguh, berbahagialah orang yang memiliki cinta dan memberikannya kepada orang lain. Bahkan bila perlu korbankan segala yang kita miliki dan cintai. Sekali lagi, berbahagialah mereka yang memiliki cinta.
Prioritas cinta kita...
Adakalanya kita sulit menentukan pilihan, bahkan sekadar membuat urutan prioritas sekali pun. Bener, kita kadang bingung kalo disodorkan berbagai pilihan yang kudu diambil salah satu. Apalagi semua pilihan itu memikat. Rasanya sayang kalo sampe nggak diambil. Tapi, dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk bisa menentukan prioritas cinta kita. Untuk apa dan kepada siapa. Siap kan?
Dari semua cinta yang kita miliki, pastikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menempati daftar utama dalam kehidupan kita. Yang lainnya; cinta harta, kendaraan, jabatan, status sosial, tempat tinggal, perusahaan, barang dagangan, bahkan cinta kita kepada keluarga, dan suami atau istri (bagi yang udah punya he..he..) harus rela untuk ‘dikesampingkan’. Allah Swt. berfirman:  “Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (at-Taubah [9]: 24)
Untuk masalah ini, Rasulullah pantas dan layak menjadi teladan kita. Maka jangan heran jika Aisyah ra. bercerita tentang Rasulullah saw. setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa yang diceritakan Ummul Mukminin?
Beliau menceritakan sepotong kisah bersama Rasulullah saw. (Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441): “Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, “Ya, Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabbku.” Aku berkata, “Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu.”Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya, ketika dia berbaring, air matanya mengalir lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya. Pada waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. menangis,”Mengapa Anda menangis, padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian?” tanya Bilal. “Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur. Aku menangis karena malam tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak memikirkannya.”
Memang, adakalanya kita sulit banget menentukan pilihan utama di antara sekian pilihan yang semuanya bagus bagi kita. Tapi, di sinilah jiwa berkorban kita diuji. Apakah kita lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, atau memilih mencintai yang lain?
Sobat muda muslim, para sahabat Rasulullah juga memberikan teladan bagus buat kita. Khalid bin Walid salah satunya, beliau sampe berkomentar begini, “Malam yang dingin saat memimpin pasukan dalam sebuah ekspedisi untuk menghancurkan musuh-musuh Allah, lebih aku sukai ketimbang mendapatkan seorang bayi laki-laki yang baru lahir.” Subhanallahu, bukankah itu pelajaran yang amat berharga bagi kita tentang prioritas cinta?
Di Uzbekistan, saudara kita, para pengemban dakwah di sana, lebih memilih berhadapan dengan diktator Islam Abdulghanievic Karimov, ketimbang ‘serah bongkokan’ alias mengalah kepada pemimpin jahat dan bengis itu. Banyak para pengemban dakwah yang kebanyakan para pemuda dikejar, ditangkap, dipenjara, dan tak sedikit yang kemudian dibunuh. Penjaranya nggak tanggung-tanggung, sobat. Penjara itu berada di suatu pulau di tengah laut Aral. Cukup? Belum! Tempat itu disebut Barisah Kilmaz alias “mereka yang pergi ke sana tak akan kembali”. Pulau itu adalah tempat pembuangan sampah nuklir! Ngeper? Oh, Tidak! Para pemuda di sana malah tambah semangat dan yakin dengan jaminan surga dari Allah swt. Karena membela agama-Nya. Semangat membela Islam lah yang menenggelamkan rasa takut dan keraguan. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Sungguh luar biasa semangat mereka. Patut dicontoh.
Teman pembaca, jika kita harus memilih cinta, pilihlah yang utama, yakni cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Boleh kok kita mencintai yang lainnya, asal jangan melupakan Allah dan Rasul-Nya. Yuk, mulai sekarang kita belajar untuk mencintai Allah, Rasul-Nya, dan Islam dengan sepenuh hati kita. Insya Allah kita bisa kok. Yakin deh.?

Selasa, 30 Maret 2010

Ku Ungkapkan Perasaan ini Padamu

Aku tak mengerti bagaimana ku ungkapkan perasaan ini.. Dan kita juga tidak tahu apakah ada rasa sayang diantara kita waktu kita memutuskan untuk menjalani hubungan ini.
Kitapun tahu hubungan yang kita jalani adalah hubungan jarak jauh ( Long Distance ) yang bisa dikatakan awal dari hambatan yang harus kita pikul, dan masalah yang harus kita hadapi.
Dari perjalanan perlahan hubungan kita, terkadang aku ingin menyerah karena benar-benar rasanya seperti tak ada waktu yang kamu luangkan buatku, tapi selalu ada semangat yang membakar pikiran dan keyakinanku hingga ku urungkan niat dan tetap pada pendirianku.
Pernah kamu berkata padaku " Jujur dulu pas awal kita menjalani hubungan ini, aku tak begitu sayang denganmu. Dan sempat menyesal atas pertemuan kita ". Seketika itu aku diam ternyata bukan hanya aku yang yang merasakannya teryata kamu juga.
Kemudian kamu melanjutkan kata-katamu lagi " Tapi sekarang aku begitu sayang banget padamu, atas kebesaran yang kamu berikan untukku. Tak ada cewek sepertimu dan aku begitu bersyukur aku mendapatkanmu ".
Aku ingin meneteskan air mata di depanmu ketika itu tapi aku tidak boleh lemah di depanmu, aku coba tahan karena aku juga menyimpan rasa sayang yang begitu besar. Mungkin ini sesuai peryataan pepatah jawa " Tresno Jalaran Saka Kulino ". Mungkin juga itu termasuk tapi aku yakin bukan hanya itu, kamu adalah kesempatan yang di berikan padaku. Banyak kesamaan yang sedang kita alami. Dan kau membuktikan padaku dengan keseriusanmu.
Hubungan ini telah berjalan jauh, bahkan dalam banget. Sudah banyak sekali rintangan pada hubungan kita. Setiap kali aku berdoa semoga hubungan kita diridhoi hingga kita bisa hidup bersama.
Ijinkan aku memahat hatimu
Ku sematkan rasa yang tak kan hilang
Hingga nyawa ini melenyap

Senin, 01 Maret 2010

MEMPERKUAT KEYAKINAN UNTUK MERAIH TUJUAN

Berhati-hatilah terhadap apa yang Anda percayai karena itulah apa yang Anda akan alami. Sistem kepercayaan Anda adalah suatu mekanisme yang khusus milik Anda. Hal ini diikuti oleh keinginan Anda dan dikendalikan oleh pikiran dan tindakan Anda. Dengan kata lain, kesuksesan Anda diukur oleh kekuatan keyakinan Anda. Apa yang Anda inginkan? Sering kali orang tidak memiliki petunjuk apa yang mereka inginkan, mereka hanya tahu apa yang tidak mereka inginkan.
Sekarang adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi tujuan dan menentukan hasil akhir yang ingin Anda capai. Letakkan tujuan-tujuan Anda dalam tulisan dan tempatkan mereka di mana Anda dapat melihatnya sepanjang hari. Dengan sering membacanya tujuan Anda akan tetap ada di pikiran Anda.
Berikut adalah strategi-strategi membangun keyakinan untuk meraih tujuan Anda.

Kembangkan Rasa Ingin Tahu.

Lakukan penelitian dan belajar sebanyak yang Anda bisa mengenai bagaimana Anda dapat mencapai tujuan Anda. Gunakan semua kemungkinan sumber-sumber seperti buku, CD, kursus dan orang-orang. Ya, orang-orang. Bicara kepada sebanyak mungkin orang yang sudah berhasil dalam apa yang ingin Anda capai. Bertanya, bertanya, dan bertanya lagi tentang apa yang mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan.
Jangan membatasi kontak Anda hanya orang yang sudah Anda kenal saja, kembangkan dengan orang-orang yang belum Anda kenal juga. Perkenalkan diri Anda melalui telepon atau surat, jelaskan tujuan Anda untuk menghubungi mereka. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah bahwa mereka mengabaikan Anda. Hal terbaik yang bisa terjadi adalah bahwa mereka menjadi mentor Anda dan menawarkan dukungan dan semangat. Kemungkinan Anda akan menerima sekurang-kurangnya satu tip besar dari banyak orang yang Anda hubungi.
Satu hal yang perlu Anda perhatikan saat Anda ingin mendapatkan nasihat dari seorang mentor, adalah mintalah dengan sopan. Kadang saya melihat hal yang aneh, banyak orang yang ingin dapat ilmu dari mentor dengan cara menyuruh atau kurang sopan, seolah mentor itu pembantu yang harus memberikan ilmunya kepada Anda. Bahkan yang lebih parah adalah, banyak orang yang memang menyuruh mentornya yang bertindak untuk mencapai tujuannya. Ini memang aneh, tapi saya sering menemukannya.

Jadilah Unik

Selanjutnya, ambil ide-ide yang Anda dapatkan saat belajar kemudian integrasikan ide-ide tersebut dengan proses kreatif Anda sendiri. Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat mendekati tujuan Anda dengan cara yang berbeda dengan orang lain, yang lebih baik. Beranilah menjadi berbeda. Jangan takut untuk mengambil risiko. Anda akan kehilangan apa? Tulislah daftar hal-hal terburuk yang bisa terjadi dan kemudian daftar semua kemungkinan hasil yang terbaik. Jagalah konsentrasi Anda pada hasil yang Anda inginkan.

Bersikaplah lebih baik daripada pesaing Anda.

Ketika Anda masih anak-anak dan melihat kakak Anda atau teman-teman naik sepeda (tanpa roda tambahan), Anda melihat lutut dan siku mereka lecet apakah Anda berkata, “Wah, aku bisa terluka melakukan hal itu.” Sebaliknya, Anda justru memohon untuk mencobanya sendiri. Dengan banyak latihan dan sering sakit, Anda secara bertahap belajar bagaimana menjaga keseimbangan Anda. Ketika Anda jatuh, Anda akan mencoba lagi dengan tekad lebih besar. Dari upaya pertama Anda, Anda percaya pada pikiran Anda bahwa jika Anda mencoba lagi, Anda akhirnya akan pandai naik sepeda dan lebih baik dibanding teman-teman Anda.

Bersikaplah positif.

Jika Anda hanya melihat rintangan sebelum Anda mencoba, maka Anda hanya akan melihat masalah. Muncullah keraguan. Jika Anda memiliki keragu-raguan bahwa Anda tidak akan berhasil, maka Anda tidak akan berhasil. Jika Anda terpengaruh oleh kekuatan orang-orang negatif, maka Anda tidak akan pernah menjadi lebih baik daripada mereka. Percayalah pada diri sendiri dan apa yang Anda mampu. Ketika keinginan Anda untuk sukses adalah lebih kuat daripada rasa sakit, rasa takut, frustrasi, gagal, maka tindakan akan datang.
Saya menantang Anda untuk melihat tujuan Anda seperti yang Anda lakukan ketika Anda masih anak-anak. Ingat, apa pun mungkin selama Anda percaya. Buatlah komitmen bahwa Anda tidak akan membiarkan apa pun atau siapa pun, termasuk Anda menghalangi jalan Anda mencapai tujuan Anda.