Kamis, 11 Februari 2010

Cinta Jiwa

 
ebf7484c1108d6d319a58fe8b9d2b335
Ada satu paragraf  tulisan Anis Matta dalam buku Serial Cinta-nya, yang mendefinisikan tentang cinta. Cinta itu pekerjaan jiwa yang besar. Dan inti pekerjaan itu ialah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang yang dicintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia karenanya. Maka pecinta sejati adalah air. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Adalah matahari. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu. Dalam makna memberi, posisinya sangat kuat. Tidak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab di sini seorang pecinta sejati sedang melakukan pekerjaan jiwa yang besar dan agung: mencintai.

Kutipan ini aku kirim ke seorang teman dekatku yang baru saja sakit hatinya karena sang pujaan hati dinikahi oleh sahabatnya sendiri – bahkan seorang sahabat yang dulu ’menginsafkan’ dia. Cinta, menurutku adalah kata yang harusnya menjadi sakral diucapkan, jika memang memiliki definisi seperti di atas. Bahkan dalam sebuah kitab klasik, disebutkan bahwa definisi meng-khitbah (melamar) itu ialah menyatakan perasaan cintanya dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan, melalui atau tanpa walinya. Bisa dikatakan bahwa, jika ada anak muda yang mengungkapkan cinta kepada pujaan hatinya, ia telah mengkhitbah.
Dan definisi cinta yang diungkapkan Ustadz Anis di atas, baru bisa aku temukan pada sosok ibu atau orangtua. Cinta mereka luas tanpa batasan ruang dan waktu. Cinta mereka tulus tanpa ingin imbalan apa-apa. Cinta mereka berdarah-darah, harus keluar biaya bahkan nyawa. Karena mereka hanya ingin anaknya menjadi leih baik dan bahagia.
Jika ditanya berapa kali aku menyatakan cinta kepada perempuan, maka jawabannya nol. Aku tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Alasan realistisnya adalah aku pecundang, tidak berani ambil resiko dan – mungkin – tak laku. Alasan idealisnya karena aku menganggap pacaran malah mempersempit ’dunia’ anak muda. Mengkerdilkan pergaulan, wawasan, dan cita-cita.  Karena sekali lagi, kata ’cinta’ sangat sakral menurutku untuk diucapkan. Karena konsekuensi yang begitu besar nantinya.
Aku berharap pernyataan ’cinta pertamaku’ nanti benar-benar dalam suasana yang sakral: diawali tasyahud, ada ijab, ada mahar, ada saksi. Dengan pengkondisian yang bahkan Tuhan dan Rosul pun diikutsertakan, aku berharap manifestasi ungkapan cintaku tersebut bisa dijalankan sebagaimana mestinya. Cinta yang penuh. Yang semesta pun ber-amin atasnya.
Karena pekerjaan jiwa yang berat, maka hanya orang-orang yang berjiwa tangguh-lah yang bisa memberi cintanya dengan benar. Yang bisa memanifestasikan cintanya kepada tidak hanya satu orang. Maka Rosulullah, mungkin juga Aa Gym, atau bahkan Anis Matta sendiri, memiliki objek ’cinta yang sakral’ itu lebih dari satu. Poligami.
Aku menilai poligami adalah sebuah rukhshah (keringanan) kepada orang-orang yang mempunyai kadar cinta lebih. Dan tentu orang-orang yang juga memiliki jiwa yang besar, harta yang memenuhi, dan niat yang suci. Seperti rukhshah boleh tidak berpuasa bagi yang sakit atau bepergian. Yang hanya bisa menilai apakah rukhshah tersebut diambil atau tidak, hanya dia dan Tuhan yang tahu, aku kira.
Dan aku tidak akan mengambil ’keringanan’ itu. Bagi seorang suami, isteri dan anak-anaknya ialah amanah terberat yang harus ia jamin hingga akhirat. Maka sudah cukup bagiku melingkupkan segenap cintaku untuk mereka. Untuk satu keluarga. Merekalah cinta jiwaku.

Rabu, 10 Februari 2010

Hari Valentine bukan daripada Islam "Peringatan bagi yang lalai"

 
Islam yang menjadi agama yang diredai oleh Allah s.w.t adalah satu agama yang sempurna. Tidak perlu ada penambahan di dalamnya, Islam telah mengatur seluruh kehidupan penganutnya daripada perkara yang paling kecil hinggalah yang paling besar, dalam semua urusan samada ibadah, muamalah, ekonomi, politik dan sebagainya. Umat islam tidak perlu lagi mencari cara hidup yang lain selain Islam.

Firman Allah s.w.t ; al-Maidah :3
“pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi ugama untuk kamu”.

Oleh itu sesiapa yang mencari agama lain atau cara hidup lain selain daripada islam ia tidak akan diterima oleh Allah s.w.t.
Firman Allah s.w.t ; an-Nisa’:85
“dan sesiapa Yang mencari ugama selain ugama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang Yang rugi”.

Di dalam Islam ada perkara yang halal dan ada perkara yang haram. Perkara yang halal lebih banyak daripada perkara yang haram, kerana tujuan

Allah mencipta sesuatu ialah untuk kesenangan manusia, tidak ada guna jika Allah mengharamkan banyak perkara.Cuma Islam mengharamkan perkara-perkara yang keji dan memberi mudharat kepada manusia itu sendiri.

Firman Allah s.w.t ; al-A’raf:32
“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Siapakah Yang (berani) mengharamkan perhiasan Allah Yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya, dan demikian juga benda-benda Yang baik lagi halal dari rezeki Yang dikurniakanNya?" katakanlah: "Semuanya itu ialah (nikmat-nikmat) untuk orang-orang Yang beriman (dan juga Yang tidak beriman) Dalam kehidupan dunia; (nikmat-nikmat itu pula) hanya tertentu (bagi orang-orang Yang beriman sahaja) pada hari kiamat". Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat keterangan Kami satu persatu bagi orang-orang Yang (mahu) mengetahui”.

Firman Allah s.w.t ; al-A’raf:33
“katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan-perbuatan Yang keji, sama ada Yang nyata atau Yang tersembunyi; dan perbuatan dosa; dan perbuatan menceroboh Dengan tidak ada alasan Yang benar; dan (diharamkanNya) kamu mempersekutukan sesuatu Dengan Allah sedang Allah tidak menurunkan sebarang Bukti (yang membenarkannya); dan (diharamkanNya) kamu memperkatakan terhadap Allah sesuatu Yang kamu tidak mengetahuinya”.

Oleh itu setiap ibu bapa para pendidik perlu memaklumkan kepada anak-anak perkara halal dan haram dalam Islam supaya menjadi panduan dalam kehidupan mereka.

Firman Allah s.w.t ; at-Tahrim :6
“Wahai orang-orang Yang beriman! peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka Yang bahan-bahan bakarannya: manusia dan batu (berhala); neraka itu dijaga dan dikawal oleh malaikat-malaikat Yang keras kasar (layanannya); mereka tidak menderhaka kepada Allah Dalam Segala Yang diperintahkanNya kepada mereka, dan mereka pula tetap melakukan Segala Yang diperintahkan”.

Sabda nabi s.a.w;
“Suruhlah anak-anak kamu supaya mengikut segala suruhan Allah s.w.t dan menjauhkan diri daripada melakukan maksiat kepada Allah s.w.t. itulah cara untuk menyelamatkan kamu dan anak-anak daripada api neraka”.

Sabda nabi s.a.w;
“Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas antara keduanya ada perkara yang shubhah (tak pasti halal atau haram)….(Bukhari)

Nabi dapat banyak perkara tidak suka umat Islam menurut atau mengikut jejak langkah atau cara hidup orang Yahudi dan Kristian, kerana mereka adalah musuh utama Islam dan mereka sentiasa mencari helah untuk umat Islam mengikut jejak langkah mereka, mereka sekali-kali tidak akan reda dengan umat islam sehinggalah umat islam mengikut jejak langkah mereka.

Firman Allah s.w.t ; al-Baqarah :120
“orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (Wahai Muhammad) sehingga Engkau menurut ugama mereka (yang telah terpesong itu)”.

Dalam persoalan ini nabi sentiasa memastikan supaya umat Islam tidak mengikut cara hidup orang Yahudi dan Kristian, oleh nabi s.a.w sentiasa mencegah sahabat-sahabat daripada mengikut jejak langkah Yahudi dan Kristian.

Dalam persoalan memakai rambut palsu contohnya, nabi melarang sahabat-sahabat dan umat Islam daripada menggunakannya. Kerana ia adat orang-orang Yahudi.

Nabi melarang orang yang memakai rambut palsu dan yang minta supaya dipakaikan”. (Bukhari)

Dalam persoalan mewarna uban, oleh kerana orang-orang Yahudi dan Kristian tidak mewarnakan uban mereka maka nabi mengarahkan sahabat-sahabat supaya mewarnakan uban.

Sabda nabi s.a.w;
“Sesungguhnya Yahudi dan Kristian tidak mewarna uban mereka, maka janganlah kamu menyerupai mereka”. (Bukhari)

Dalam persoalan janggut begitu juga, oleh kerana orang-orang Musyrikin tidak menyimpan janggut maka nabi mengarahkan sahabat menyimpan atau memelihara janggut.

Sabda nabi s.a.w;
“ Hendaklah kamu menyanggah orang-orang musyrik, simpanlah janggut kamu dan cukurlah atau nipiskan misai kamu”. ( Bukhari)

Walaupun hukum larangan di atas ada khilaf di kalangan ulama samada haram, makruh atau harus, tapi yang penting ialah ketegasan nabi s.a.w mengarahkan umatnya supaya tidak mengikut jejak langkah Yahudi dan Kristian walaupun dalam persoalan penampilan dan perhiasan apakah lagi dalam persoalan agama.

Sabda nabi s.a.w;
“Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka ia dikira kaum tersebut”. (Abu Daud)


PADA14 Februari setiap tahun sudah pastinya harga bunga ros akan jauh lebih mahal daripada hari-hari biasa. Begitu juga dengan pakej-pakej istimewa yang disediakan oleh kebanyakan restoran dan hotel. Tidak ketinggalan juga radio dan tv menyiarkan rancangan istimewa bersempena dengan Hari Valentine atau Hari Mengingati Kekasih ini. Setiap tahun pada hari ini ramai pasangan kekasih akan meraikannya.
Pada hari ini, bunga ros dan kadang-kadang berserta hadiah seperti coklat akan diberi kepada pasangan masing-masing. Di samping itu ada juga yang pergi makan malam bersama. Paling kurang pun ucapan sayang akan dilafaz atau dinyatakan melalui sms, email atau kad pada tanggal 14 Februari ini. Semua ini adalah untuk menzahirkan perasaan hati kepada pasangan yang disayangi.

Apakah hari Valentine itu? Siapakah Valentine sebenarnya? Kenapa ianya dikenali sebagai hari memperingati kekasih? Bila dan bagaimanakah sambutan ini bermula? Kenapa pada 14 Februari? Bolehkah hari Valentine ini disambut oleh umat Islam? Sebenarnya terdapat beberapa cerita tentang hari kekasih ini. Beberapa orang ulama juga telah membuat kenyataan mengenai hukum menyambut hari kekasih ini.

Sejarah Valentine

Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Claudius II melihat St.Valentine mengajak manusia kepada agama Nashrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya. Dalam versi kedua , Claudius II melihat orang-orang bujang lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah berkahwin, yang sejak mula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang diserang penyakit. Ia mengubatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kad yang bertuliskan "Dari yang tulus cintanya, Valentine." Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani bersama 46 kerabatnya.


Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropah, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kad yang bertuliskan " dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kad ini."

Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat "dengan nama tuhan Ibu" dengan kalimat " dengan nama Pendeta Valentine" sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.

Bahkan saat ini beredar kad-kad perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengelilingi gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Rom

Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka Valentine.

Berdasarkan penerangan di atas, adalah jelas bahawa tidak ada istilah Hari Kekasih atau Valentine’s Day dalam Islam. Hakikatnya, adalah tidak boleh orang-orang Islam menyertainya kerana hari tersebut adalah hari perayaan bagi orang-orang Kristian.

Memang Islam sangat menggalakkan umatnya supaya berkasih sayang di antara satu sama lain akan tetapi untuk meluahkan kasih sayang di antara seorang lelaki dan perempuan perlu melalui saluran yang dibenarkan oleh syarak bukan yang menggalakkan kepada perkara-perkara yang mendorong atau merangsang kepada yang dilarang dan maksiat.

Realitinya, Islam adalah agama yang praktikal, bukan mengongkong. Islam agama yang mengatur kehidupan dengan lebih sempurna. Islam tidak pernah menyekat hubungan kasih sayang di antara umatnya.

Dalam Islam ada tiga kategori kasih:

• Pertama, kasih Pencipta (Allah Subhanahu wataala) kepada hamba-Nya;

• Kedua, kasih hamba kepada Pencipta dan

• Ketiga, kasih makhluk sesama makhluk.

Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan mengenai hikmat dan besarnya faedah berkasih sayang.

Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang keagungan nikmat-Nya kepada ma-khluk-Nya melalui nikmat kasih sayang; yang tafsirnya:

“Dan (Dialah) yang menyatupadukan di antara hati mereka (yang beriman itu). Kalaulah engkau belanjakan segala (harta benda) yang ada di muka bumi, nescaya engkau tidak dapat juga menyatupadukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatupadukan di antara (hati) mereka.” (Surah Al-Anfaal: 63).

Dan tafsirnya lagi:

“Lalu Allah menyatukan di antara hati (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.” (Surah Ali Imran: 103).

Dengan penjelasan ayat di atas bahawa Allah Subhanahu wataala sangat mencela dan mengingatkan dengan keras tentang perpecahan sesama makhluk. Allah Subhanahu Wataala juga memerintahkan umat Islam supaya sentiasa berpegang teguh dengan agama Allah dan dilarang berpecah belah dan bermusuhan.

Kasih sesama makhluk pada sifatnya adalah tidak kekal, ia bergantung kepada keadaan, tetapi kasih hamba kepada pencipta-nya dengan iman dan takwa, manakala kasih Pencipta kepada hamba berkekalan. Hal in jelas sebagaimana firman Allah subhanahu wataala yang tafsirnya

“Katakanlah (Wahai Muhammad): “jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengetahui.” (Surah Ali Imran: 31).

Oleh itu sebaik-baiknya hendaklah setiap orang Islam khasnya golongan remaja tidak terikut-ikut dengan budaya ‘Hari Kekasih’ yang dicipta oleh orang-orang Kristian, sebaliknya hendaklah menumpukan masa dan waktu kepada Allah Subhanahu Wataala dengan melakukan apa jua pekara yang mendatangkan manfaat yang matlamat akhirnya menghidupkan cinta kepada Allah Subhanahu Wataala.

‘HARI Kekasih’ yang dibawa oleh orang-orang Barat tanpa disedari bertujuan untuk melekakan dan merosak akhlak masyarakat Islam, kerana senario menyambut ‘Hari Kekasih’ berlaku di kalangan remaja Islam. Sungguhpun ia belum sampai ke tahap yang kronik, namun begitu apa yang lebih membimbangkan bukanlah setakat berutus-utus kad ucapan dan hadiah, atau meraikannya di kelab-kelab disko, tetapi kemungkinan adanya segelintir remaja yang sanggup menghadiahkan kehormatan diri demi membuktikan kesetiaan.

Bagi menjelaskan masalah sebilangan remaja yang begitu mudah terpengaruh dengan budaya asing, Al-Quran memberi pengajaran dan ingatan kepada umat Islam, bahawa orang Yahudi dan Kristian akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya umat Islam supaya mengikut kehendak mereka. Allah Subhanahu Wataala berfirman yang tafsirnya:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar.” Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh daripada Allah (sesuatu pun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu. Orang-orang yang kami berikan kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutar-belit maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi.’’ (Surah Al-Baqarah: 120-121)

Ayat ini memberi pengajaran kepada umat Islam bahawa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya orang-orang Islam supaya mengikut telunjuk dan kehendak mereka.

Berbagai-bagai cara dan jalan yang mereka lakukan untuk merosakkan kepercayaan dan keperibadian orang-orang Islam, dan kerana ramai yang tidak menyedari hakikat ini maka bukan sedikit dari kalangan umat Islam yang terikut-ikut dengan adat dan budaya serta cara hidup mereka, semata-mata dengan alasan menurut peredaran zaman, sekalipun yang diikuti itu bersalahan dengan ajaran Islam dan bertentangan dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia. Hakikat ini wajib diketahui dan disedari; mana-mana yang terlanjur, wajib kembali ke jalan yang benar.

Oleh itu, sebagai orang Islam kita hendaklah membuat sesuatu perkara itu dengan mengikut landasan Islam yang sebenar. Mengamalkan adat dan budaya Melayu yang sopan lagi tertib tidaklah salah asalkan tidak bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam.

Islam sangat menitikberatkan soal remaja di antaranya bagaimana mengarah hala tuju tentang percintaan. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam ada menyebutkan bahawa tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan atau lembayung Allah antaranya: Pemuda atau remaja yang sentiasa beribadat kepada Allah tidak kira pagi, petang, siang atau malam; seorang laki-laki apabila diajak oleh perempuan yang cantik jelita dan kaya raya untuk melakukan maksiat, dia menolak kerana takutkan Allah, sebagaimana Baginda bersabda yang maksudnya:

“Tujuh orang yang dilindungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya iaitu: Imam yang adil, pemuda yang selalu beribadat kepada Allah, orang yang hatinya sentiasa terpaut kepada masjid, dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh perempuan yang kaya dan cantik melakukan maksiat, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah,” seorang laki-laki yang sentiasa bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah dinafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang sentiasa ingat kepada Allah (berzikir) di tempat yang sunyi sehingga matanya mengalir air mata.” (Hadis riwayat Bukhari).

Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahawa pemuda dan remaja yang hebat itu ialah pemuda yang tahan ujian dan mempunyai jati diri serta tidak mudah terpengaruh semata-mata cinta dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala.

Selain itu, Allah Subhanahu Wataala memberikan ganjaran dan petunjuk kepada orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala dengan membuat perkara yang disuruh dan menjauhi segala perkara yang dilarang-Nya. Perkara ini jelas sebagaimana kisah ashhab Al-Kahfi disebutkan dalam Al-Quran, Allah berfirman yang tafsirnya:

“Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar: Sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi: 13).

Harus diingat mengamal dan mengikut budaya asing, terutamanya di dalam meraikan hari-hari tertentu tanpa mengetahui latar belakang perayaan tersebut, sebenarnya akan menjerumuskan umat Islam kepada kehancuran kerana perkara-perkara seperti ini bukan sahaja menjejaskan akhlak orang-orang Islam bahkan boleh menjejaskan keimanan dan akidah mereka

Hukum sambut Hari Valentine
Beberapa hukum mengenai sambutan valentine untuk rujukan bersama

Murtad sambut valentine

Haram sambut valentine

Fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin: Pertanyaan: Pada akhir-akhir ini ini telah tersebar dan membudaya perayaan hari Valentine -terutama di kalangan pelajar putri, padahal ia merupakan salah satu dari sekian macam hari raya kaum Nashrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna merah lengkap dengan sepatu, dan mereka saling tukar mawar merah. Bagaimana hukum merayakan hari Valentine ini, dan apa pula saran dan anjuran anda kepada kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda.

Jawab:
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam. Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.

Justeru, secara ringkasnya hukum menyambut hari Valentine, boleh disimpulkan seperti berikut :-


1) Perayaan dalam Islam telah disebutkan oleh Nabi iaitu dari sabdaan Nabi SAW :

(إن لكل قوم عيدا وإن هذا عيدنا)

Ertinya : Sesungguhnya bagi setiap kaum itu perayaan masing-masing, dan ini (IdilFitri dan Idiladha) adalah perayaan kita" ( Riwayat AL-Bukhari, 952 ; Muslim, 1892)

Justeru, sebarang perayaan yang disambut oleh umat Islam mestilah terhad kepada dua perayaan ini sahaja.

Bagaimanapun, jika sesuatu majlis, keraian dan sambutan itu dianjurkan bukan atas asas atau nama agama serta tiada kaitan dengannya bahkan dibuat atas dasar adat semata-mata. Ianya boleh dan harus diraikan dengan syarat sambutannya tidak diserapi apa jua unsur maksiat dan syirik. Sebagai contoh sambutan kemerdekaan Negara, sambutan ulangtahun penubuhan sesebuah syarikat dan sebagainya. Cuma ia bukanlah disambut sebagai hari raya ketiga atau keempat, tetapi hanya sebagai majlis keraian setaraf dengan majlis perkahwinan dan sepertinya sahaja.

Ini bermakna, tujuan dan asal usul perayaan itu perlulah disemak. Maka jika disemak perayaan Valentine ini. Ternyata ia berasal dari cerita dongeng, karut dan syirik berakitan dewa dan sebagainya.

2) Tidak harus pula meniru orang Kafir dan ahli maksiat dalam meraikan majlis yang dianjurkan. Imam Ibn Taymiah dan Ibn Qayyim telah menyebut bahawa telah Ijma' (sepakat keseluruhan Ulama) melarang penyerupaan dalam meraikan perayaan agama ( atas asas agama) selain Islam. ( Iqtidha, 1/454 ; Ahkam Ahli Zimmah, 2/722)

3) Islam tidak mengiktiraf hari kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam bersifat universal, tidak dibatasi waktu dan tempat dan tidak dibatasi oleh objek dan motif. Hal ini sesuai dengan hadis :

"Cintailah saudara seislam seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (Riwayat Bukhari).

Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia.

Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap saudaranya lebih dari tiga hari" (Muslim)

Kasih sayang dalam Islam diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditimpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar

4) Sambutan hari Valentine hari ini menjadi semakin terkeji apabila ia menjurus kepada perlakuan maksiat, mengadaikan ‘dara' kepada kekasih yang bernafsu ‘syaitan' dan sepertinya.

5) Islam juga melarang umatnya dari terlibat, duduk serta bersekongkol dalam majlis yang mempersendakan Islam dan bercanggah dengannya. Ini dari firman Allah yang bererti :

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللّهِ يُكَفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ إِنَّ اللّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam" ( An-Nisa : 140 )

Diriwayatkan dari Umar r.a. bahwa dia pernah mendengar Rasulullah s,a.w. bersabda:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk pada suatu hidangan yang padanya diedarkan arak." (Riwayat Ahmad)

Maka majlis arak yang haram itu adalah sama hukumnya dengan majlis Valentine yang juga haram.

6) Hukum memberikan hadiah sempena hari Valentine juga adalah menjadi haram berdasarkan kaedah dari firman Allah : "Janganlah kamu bantu membantu dalam perkara dosa dan permusuhan"

Bagaimanapun hukum menjual bunga sahaja, ia tidak kurang dari kategori jualan yang syubhah, makruh atau haram khas di hari Valentine.

Diriwayatkan, ada seorang laki-laki yang memberi hadiah satu bekas arak kepada Nabi s.a.w., kemudian Nabi memberitahu bahwa arak telah diharamkan Allah. Orang laki-laki itu bertanya:

Lelaki: Bolehkah saya jual?

Nabi: Zat yang mengharamkan meminumnya, mengharamkannya juga menjualnya.

Lelaki: Bagaimana kalau saya hadiahkan raja kepada orang Yahudi?

Nabi: Sesungguhnya Allah yang telah mengharamkan arak, mengharamkan juga untuk dihadiahkan kepada orang Yahudi.

Lelaki: Habis, apa yang harus saya perbuat?

Nabi: Tuang saja di dalam parit air. (Al-Humaidi dalam musnadnya)

7) Dilarang juga saling mengirim ucapan bersempena hari ini.

mudah-mudahan dapat dipanjangkan dan disampaikan kepada semua , lebih-lebih lagi pemuda-pemudi Islam yang tidak ambil peduli dengan agama dan halal haram. maka tanggungjawab kitalah sebagai ibu bapa dan pendidik untuk menyampaikannya.
pilih lah... kekasih atau agama?

sebahagian daripada artikel ini adalah gabungan daripada beberapa blog, antaranya;

Raudhah.com
Zaharuddin.net
Islahonline
 
Mudah mudahan dapat manfaat
Hassan Basri HJ Abdullah
Peringatan bagi yang lalai

Senin, 08 Februari 2010

Hukum Islam tentang VALENTINE’S Days

Cinta adalah sebuah kata yang indah dan mempesona yang hingga sekarang belum ada yang bisa mendefinisikan kata cinta itu sendiri. Meskipun demikian setiap insan yang memiliki hati dan pikiran yang normal tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya. Maha suci Dzat Yang telah menciptakan cinta.
Jika kita berbicara tentang cinta, maka secara hakikat kita akan berbicara tentang kasih sayang; jika kita berbicara tentang kasih sayang, maka akan terbetik dalam benak kita akan suatu hari yang setiap tahunnya dirayakan, hari yang selalu dinanti-nantikan oleh orang-orang yang dimabuk cinta, dan hari yang merupakan momen terpenting bagipara pemuja nafsu.
Sejenak membuka lembaran sejarah kehidupan manusia, maka disana ada suatu kisah yang konon kabarnya adalah tonggak sejarah asal mula diadakannya hari yang dinanti-nantikan itu. Tentunya para pembaca sudah bisa menebak hari yang kami maksud. Hari itu tak lain dan tak bukan adalah “Valentine Days” (Hari Kasih Sayang?).

Definisi Valentine Days

Para Pembaca yang budiman, mari kita sejenak menelusuri defenisi Valentine Days dari referensi mereka sendiri! Kalau kita membuka beberapa ensiklopedia, maka kita akan menemukan defenesi Valentine di tiga tempat :
  • Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, “Tanggal 14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M”.
  • Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, “Yaitu sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)”.
  • Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), “Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama”.
  • Sejarah Singkat Valentine Days
Konon kabarnya, sejak abad ke-4 SM, telah ada perayaan hari kasih sayang. Namun perayaan tersebut tidak dinamakan hari Valentine. Perayaan itu tidak memiliki hubungan sama sekali dangan hari Valentine, akan tetapi untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggalkan seorang pendeta kristen yang bernama Valentine. Semasa hidupnya, selain sebagai pendeta ia juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yang mampu membangkitkan semangat berjuang. Dengan sifat-sifatnya tersebut, nampaknya mampu membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap penderitaan yang mereka rasakan, karena kezhaliman sang Kaisar. Kaisar ini sangat membenci orang-orang Nashrani dan mengejar pengikut ajaran nabi Isa. Pendeta Valentine ini dibunuh karena melanggar peraturan yang dibuat oleh sang Kaisar, yaitu melarang para pemuda untuk menikah, karena pemuda lajang dapat dijadikan tentara yang lebih baik daripada tentara yang telah menikah. Valentine sebagai pendeta, sedih melihat pemuda yang mabuk asmara. Akhirnya dengan penuh keberanian, ia melanggar perintah sang Kaisar. Dengan diam-diam ia menikahkan sepasang anak muda. Pendeta Valentine berusaha menolong pasangan yang sedang jatuh cinta dan ingin membentuk keluarga. Pasangan yang ingin menikah lalu diberkati di tempat yang tersembunyi. Namun rupanya, sang Kaisar mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pendeta tersebut, dan kaisar sangat tersinggung hingga sang Pendeta diberi hukuman penggal oleh Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II. Sejak kematian Valentine, kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan !!
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days”
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Biar tidak kelihatan formal, mereka membungkusnya dengan hiburan atau pesta-pesta.

Hukum Islam tentang Perayaan Valentine Days

Dalam Islam memang disyari’atkan berkasih sayang kepada sesama muslim, namun semuanya berada dalam batas-batas dan ketentuan Allah -Ta’ala- . Betapa banyak kita dapatkan para pemuda dan pemudi dari kalangan kaum muslimin yang masih jahil (bodoh) tentang permasalahan ini. Lebih parah lagi, ada sebagian orang yang tidak mau peduli dan hanya menuruti hawa nafsunya. Padahal perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine Days) haram dari beberapa segi berikut :

Tasyabbuh dengan Orang-orang Kafir

Hari raya –seperti, Valentine Days- merupakan ciri khas, dan manhaj (metode) orang-orang kafir yang harus dijauhi. Seorang muslim tak boleh menyerupai mereka dalam merayakan hari itu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, “Tak ada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari raya, dan mengikuti mereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena mencocoki mereka dalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam kekufuran. Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka dalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah ciri khas yang paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dan syi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hari raya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang paling khusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak ragu lagi bahwa mencocoki mereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada kekufuran secara global”.[Lihat Al-Iqtidho’ (hal.186)].
Ikut merayakan Valentine Days termasuk bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir. Rasululllah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut”. [HR. Abu Daud dalam Sunan-nya (4031) dan Ahmad dalam Al-Musnad (5114, 5115, & 5667), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (19401 & 33016), Al-Baihaqiy dalam Syu’ab Al-Iman (1199), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (216), Al-Qudho’iy dalam Musnad Asy-Syihab (390), dan Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (848). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Musykilah Al-Faqr (24)].
Seorang Ulama Mesir,Syaikh Ali Mahfuzh-rahimahullah- berkata dalam mengungkapkan kesedihan dan pengingkarannya terhadap keadaan kaum muslimin di zamannya, “Diantara perkara yang menimpa kaum muslimin (baik orang awam, maupun orang khusus) adalah menyertai (menyamai) Ahlul Kitab dari kalangan orang-orang Yahudi, dan Nashrani dalam kebanyakan perayaan-perayaan mereka, seperti halnya menganggap baik kebanyakan dari kebiasaan-kebiasaan mereka.
Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu membenci untuk menyanai Ahlul Kitab dalam segala urusan mereka…Perhatikan sikap Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seperti ini dibandingkan sesuatu yang terjadi pada manusia di hari ini berupa adanya perhatian mereka terhadap perayaan-perayaan, dan adat kebiasaan orang kafir. Kalian akan melihat ,ereka rela meninggalkan pekerjaan mereka berupa industri, niaga, dan sibuk dengan ilmu di musim-musim perayaan itu, dan menjadikannya hari bahagia, dan hari libur; mereka bermurah hati kepada keluarganya, memakai pakaian yang terindah, dan menyemir rambut anaka-anak mereka di hari itu dengan warna putih sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul Kitab dari kalangan Yahudi, dan Nashrani.
Perbuatan ini dan yang semisalnya merupakan bukti kebenaran sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sebuah hadits shohih, “Kalian akan benar-benar mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun mengikuti mereka”. Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani”. Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”. [HR. Al-Bukhoriy (3456) dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu-]“.[Lihat Al-Ibda’ fi Madhorril Ibtida’ (hal. 254-255)]
Namun disayangkan, Sebagian kaum muslimin berlomba-lomba dan berbangga dengan perayaan Valentine Days. Di hari itu, mereka saling berbagi hadiah mulai dari coklat, bunga hingga lebih dari itu kepada pasangannya masing-masing. Padahal perayaan seperti ini tak boleh dirayakan.Kita Cuma punya dua hari raya dalam Islam. Selain itu, terlarang !!.

Pengantar Menuju Maksiat dan Zina

Acara Valentine Days mengantarkan seseorang kepada bentuk maksiat dan yang paling besarnya adalah bentuk perzinaan. Bukankah momen seperti ini (ValentineDays) digunakan untuk meluapkan perasaan cinta kepada sang kekasih, baik dengan cara memberikan hadiah, menghabiskan waktu hanya berdua saja? Bahkan terkadang sampai kepada jenjang perzinaan.
Allah -Subhanahu wa Ta’la- berfirman dalam melarang zina dan pengantarnya (seperti, pacaran, berduaan, berpegangan, berpandangan, dan lainnya),
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لَايَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ
“Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4935), dan Muslim dalam Shohih-nya (1241)] .
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يِمَسَّ امْرَأَةً لَاتَحِلُّ لَهُ
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (486). Di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (226)]

Menciptakan Hari Rari Raya

Merayakan Velentine Days berarti menjadikan hari itu sebagai hari raya. Padahal seseorang dalam menetapkan suatu hari sebagai hari raya, ia membutuhkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena menetapkan hari raya yang tidak ada dalilnya merupakan perkara baru yang tercela. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” [HR. Al-Bukhariy dalam Shahih -nya (2697)dan Muslim dalam Shahih -nya (1718)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. [HR. Muslim dalam Shahih -nya (1718)]
Allah -Ta’ala- telah menyempurnakan agama Islam. Segala perkara telah diatur, dan disyari’atkan oleh Allah. Jadi, tak sesuatu yang yang baik, kecuali telah dijelaskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula, tak ada sesuatu yang buruk, kecuali telah diterangkan dalam Islam. Inilah kesempurnaan Islam yang dinyatakan dalam firman-Nya,
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS.Al-Maidah :3 ).
Di dalam agama kita yang sempurna ini, hanya tercatat dua hari raya, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Karenanya, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengingkari dua hari raya yang pernah dilakukan oleh orang-orang Madinah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada para sahabat Anshor,

قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِيْ الجَاهِلِيَةِ وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ النَّحَرِ وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Saya datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari, kalian bermain di dalamnya pada masa jahiliyyah. Allah sungguh telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik darinya, yaitu: hari Nahr (baca: iedul Adh-ha), dan hari fithr (baca: iedul fatri)”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1134), An-Nasa`iy dalam Sunan-nya (3/179), Ahmad dalam Al-Musnad (3/103. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (1134)] .
Syaikh Amer bin Abdul Mun’im Salim-hafizhahullah- berkata saat mengomentari hadits ini, “Jadi, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang mereka -dalam bentuk pengharaman- dari perayaan-perayaan jahiliyyah yang dikenal di sisi mereka sebelum datangnya Islam, dan beliau menetapkan bagi mereka dua hari raya yang sya’i, yaitu hari raya Idul Fithri, dan hari raya Idul Adh-ha. Beliau juga menjelaskan kepada mereka keutamaan dua hari raya ini dibandingkan peryaan-perayaan lain yang terdahulu “.[Lihat As-Sunan wa Al-Mubtada’at fi Al-Ibadat (hal.136), cet. Maktabah Ibad Ar-Rahman, 1425 H]
Sungguh perkara yang sangat menyedihkan, justru perayaan ini sudah menjadi hari yang dinanti-nanti oleh sebagian kaum muslimin terutama kawula muda. Parahnya lagi, perayaan Valentine Days ini adalah untuk memperingati kematian orang kafir (yaitu Santo Valentine). Perkara seperti ini tidak boleh, karena menjadi sebab seorang muslim mencintai orang kafir.

Senin, 01 Februari 2010

Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi

sukarno
Oldefo vs Nefo
Indonesia sekarang menghadapi serangan dari negara-negara industri, terutama Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan Australia. Serangan tersebut berupa serangan ekonomi. Ekonomi Indonesia dipaksa dibuka selebar-lebarnya untuk barang komoditas dari Barat masuk tanpa batas.
Indonesia dipaksa mengikuti “ideologi” free trade dalam sebuat situasi ekonomi yang kuat, yaitu kekuatan ekonomi transnational corporations, International Monetary Fund dan Bank Dunia bisa memanfaatkan “kebebasan” tersebut untuk menguras habis kekayaan Indonesia.
Serangan ini sebenarnya sedang berlangsung terhadap semua elemen “Dunia Ketiga”. Namun, serangan ini juga melahirkan arus balik. Dan arus balik perlawanan terhadap IMF, World Bank, dan transnational corporations (konglomerat negara kaya) menunjukkan bahwa konsep “Dunia Ketiga” yang dirumuskan oleh Mao Tse Tung tidak menggambarkan situasi yang sebenarnya. Ternyata yang lebih tepat adalah konsep yang dirumuskan Bung Karno pada tahun 1960-an. Memang betul bahwa analisis-analisis Mao Tse Tung meninggalkan istilah ”Dunia Ketiga” dalam pembendaharan kata politik dunia sampai sekarang. Namun, ternyata adalah konsep Bung Karno yang lebih akurat berhasil menangkap perkembangan politik global era millenium baru. Mao membagi dunia ke dalam tiga kubu. Dunia pertama adalah dunia negara-negara industri kapitalis. Dunia kedua ialah negara-negara sosialis, di blok Uni Soviet. Dunia ketiga adalah negara-negera sedang berkembang, mantan koloni yang juga, menurut Mao, merupakan motor penggerak perubahan dunia. Sukarno tidak menerima analisis Mao. Dengan lebih cermat, ia melihat dinamika revolusioner di lapangan pergerakan sendiri. Bung Karno membagi dunia ke dalam hanya dua kubu. Pertama, kubu OLDEFO atau Old Emerging Forces, terdiri dari pemerintah-pemerintah negara industri kapitalis bersama-sama elite feudal dan kompradore di negara-negara sedang berkembang. Di sisi lain terdapat NEFO, atau New Emerging Forces, yang merupakan pemerintah, bangsa, dan rakyat progresif negara sedang berkembang serta bersama-sama rakyat-rakyat progresif di negara industri kapitalis.

Senin, 25 Januari 2010

Ganjaran Wanita Solehah

MENGIKUT perspektif Islam, wanita adalah pelengkap kepada lelaki dan sekali gus memelihara keseimbangan ciptaan Allah. Malah Rasulullah memartabatkan
kaum wanita pada kaca mata Islam sebagai perhiasan dunia yang paling indah
dan unik. Ini sebagaimana sabda Baginda bermaksud: “Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang solehah.” –
(Riwayat Muslim)

Hadis ini jelas menunjukkan betapa Islam memandang tinggi kedudukan wanita
dalam kehidupan global. Jika ditelusuri dalam lembaran al-Quran, wanita digambarkan dengan tiga fungsi penting.

Pertamanya, wanita dianggap sebagai fitnah dan musuh andainya dia tidak dididik dan diasuh serta dibentuk menurut acuan Islam.

Keduanya, wanita juga ujian bagi seseorang lelaki dalam menerajui bahtera
kehidupan ke arah kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

Akhirnya, wanita adalah anugerah Ilahi yang istimewa kepada lelaki yang
mendambakan kemesraan dan kebahagiaan hidup.

Sejarah Islam sebenarnya melahirkan ratusan personaliti wanita terbilang yang menjadi teladan kepada warga Muslimah dewasa ini. Mereka adalah wanita contoh yang menempa tinta emas yang mewarnai sejarah kegemilangan dan keunggulan Islam. Sehubungan itu, Baginda Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia; mereka itu ialah Asiah binti Muzahim, isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah saw dan Fatimah binti
Muhammad, puteri kesayangan Baginda.” – (Riwayat Bukhari)

Asiah adalah simbol teladan bagi wanita beriman yang tetap mempertahankan
keimanannya kepada Allah, meskipun hidup sebumbung bersama suaminya, Firaun yang tidak beriman kepada Allah.

Maryam pula adalah simbol wanita dalam ibadahnya dan ketinggian darjat
ketakwaannya kepada Allah serta mampu memelihara kesucian diri dan
kehormatannya ketika mengabdikan dirinya kepada Allah.

Manakala Khadijah pula adalah simbol kepada isteri yang setia tanpa mengenal penat lelah mendampingi suaminya menegakkan panji-panji kebenaran Islam, berkorban jiwa raga dan segala harta bendanya serta rela menanggung
pelbagai risiko dan cabaran dalam menyebarkan risalah Islam yang diamanahkan pada bahu Rasulullah.

Akhirnya Fatimah pula adalah simbol pelbagai dimensi wanita yang solehah; anak yang soleh dan taat di hadapan ayahandanya; isteri yang setia dan taat di hadapan suaminya serta ibu yang bijaksana di hadapan putera puterinya. Dialah pemuka segala wanita dan juga seorang wanita mithali yang setiap detik kehidupan yang dilaluinya, sewajarnya dijadikan ikutan Muslimah.

Demikianlah antara beberapa profil wanita Muslimah contoh yang mewarnai pentas kehidupan dengan ketenangan, kemesraan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Islam menganjurkan setiap Muslim yang bakal melangkah alam perkahwinan agar berhati-hati memilih calon isteri.

Kriteria calon isteri penting dalam kehidupan berkeluarga kerana ia adalah
antara ciri kesolehan isteri yang dituntut Islam, di samping bakal menjamin
kerukunan dan kebahagiaan rumah tangga. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda maksudnya: “Janganlah kamu nikahi wanita kerana kecantikannya, kelak kecantikannya itu akan membinasakannya; janganlah kamu nikahi wanita kerana hartanya, boleh jadi hartanya akan menyebabkan kederhakaanmu; sebaliknya nikahilah wanita yang beragama. Sesungguhnya wanita yang tidak berhidung dan tuli tetapi beragama, itu adalah lebih baik bagimu.” – (Riwayat Abdullah ibn
Humaid).

Jelas di sini, bahawa aspek keagamaan dalam diri seseorang isteri adalah penentu hala tuju sesebuah rumah tangga yang dibina dan dibentuk. Ini kerana agamanya yang bertapak kukuh dalam jiwa sanubarinya, dia pasti akan taat kepada suaminya pada semua perkara yang tidak bertentangan dengan perintah Allah dan tidak mendatangkan mudarat kepadanya.

Isteri yang solehah juga akan bersifat amanah terhadap harta benda suaminya, di samping menjaga maruahnya. Sewaktu ketiadaan suaminya, seorang isteri solehah memelihara dirinya dan maruahnya seperti tidak boleh keluar rumah tanpa izinnya, tidak boleh menerima tetamu yang tidak dikenali dan sebagainya.

Ketaatan dan sifat beramanah seorang isteri solehah ini banyak dipengaruhi oleh firman Allah yang bermaksud: “...perempuan yang solehah mestilah taat
dan memelihara kehormatan dirinya ketika ketiadaan suaminya dengan
perlindungan Allah...” – (Surah an-Nisa, ayat 34) Malah isteri yang solehah ingatannya sentiasa segar dengan pesanan Baginda yang bermaksud: “Jika seseorang wanita menunaikan solat lima waktu, berpuasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya, mentaati suaminya, nescaya dia dapat masuk ke mana-mana saja pintu syurga menurut kehendaknya.” – (Riwayat Imam Ahmad)

Isteri solehah juga adalah isteri yang sentiasa menyempurnakan keperluan suaminya, di samping memelihara keredaannya pada setiap masa dan keadaan.
Ini kerana keredaan suami adalah anak kunci utama yang melayakkannya
menjadi penghuni syurga penuh kenikmatan. Sabda Rasulullah bermaksud: “Mana-mana isteri yang meninggal dunia, sedangkan suaminya reda kepadanya, nescaya isterinya akan masuk syurga.” – (Riwayat Al Hakim dan Tirmizi)

Apa yang paling penting ialah isteri solehah adalah pendidik dan pengasuh
terbaik kepada anaknya yang juga penyejuk hati ibu bapa dan saham akhirat
yang pahalanya berkekalan, biarpun ibu bapanya lama meninggal dunia. Dengan
agamanya itu, seseorang ibu akan mewariskan segala ilmu agamanya kepada
anaknya agar mereka kelak akan menjadi anak soleh dan taat, bukan saja kepada ibu bapa, bahkan taat kepada Allah.

Agama inilah ramuan terbaik yang boleh melenturkan peribadi anak, perhiasan
akhlak terpuji, mengisi minda dan hati anak dengan keimanan dan ketakwaan
serta membimbing kehidupan ke arah keredaan Ilahi.

Demikianlah betapa besarnya fungsi seorang wanita yang bertindak sekali gus sebagai isteri dan ibu solehah dalam sesebuah institusi keluarga. Justeru, Allah menganugerahkan ganjaran syurga bagi wanita solehah yang beriman dan
benar- benar melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang isteri dan ibu
dalam kehidupan sehariannya.

Akhirnya, Rasulullah pernah bersabda maksudnya: “Sebaik-baik wanita itu ialah wanita yang melahirkan anak, yang penyayang, yang memelihara kehormatannya, yang mulia pada kaca mata ahli keluarganya, yang menghormati suaminya, menghiaskan dirinya hanya untuk suaminya tercinta, memelihara diri daripada pandangan orang lain, yang mendengar kata-kata suaminya dan mentaati segala perintahnya. Apabila bersama suaminya, dia memberikan apa saja yang diperlukan suaminya dan dia tidak pula menolak ajakannya serta tidak merendah-rendahkan atau menghina kedudukan suaminya di hadapan orang lain.” – (Riwayat Al Tausi)

Hak wanita memilih bakal suami

Islam memberi jaminan terhadap kebahagiaan kaum wanita. Mereka diberikan hak-hak untuk menentukan samada menerima atau menolak calon suaminya.Tidak seorang pun yang boleh memaksa kaum wanita untuk menentukan calon suaminya,kerana kehidupan berumahtangga tidak bolah didirikan atas dasar paksaan.

Allah swt , memberikan setiap perkahwinan itu dengan rasa kasih sayang dan rahmah. Tentu sahaja cinta, kasih sayang dan rahmah tidak akan ada jika perkahwinan itu dilaksanakan dengan paksa. Rasulullah saw bersabda maksudnya : "Mintalah pendapat kaum wanita dalam masalah mereka sendiri, janda menentukan dirinya sendiri, sedangkan diamnya gadis menandakan
persetujuannya"(HR Tabrani)

Cara yang paling tepat untuk memilih suami yang baik iaitu dengan mengetahui latar belakang kehidupannya. Di zaman Rasulullah saw, untuk mengetahui keadaan calon suami, orang tua atau wali akan bergaul langsung untuk mengenali lelaki tersebut. Umpamanya Rasulullah saw tidak memilih Ali untuk puterinya Fatimah, kecuali baginda mengetahui akhlak dan agamanya.

Islam juga membolehkan kaum wanita menawarkan dirinya kepada lelaki yang soleh. Sikap seperti ini tidak salah kerana bertujuan ingin mendapatkan keredhaan Allah swt dan untuk memperolehi pahala daripadanya samada apakah tawarannya itu diterima ataupun sebaliknya.

Anas ra berkata : Ada seorang wanita yang datang menawarkan dirinya kepada Rasulallah saw dan berkata : Ya Rasulullah saw apakah baginda memerlukan aku?. Puteri Anas ra yang ada di situ mencela wanita tersebut. Kemudian anas ra berkata kepada anaknya itu : Dia lebih baik daripadamu wahai anakku. Wanita tersebut suka dengan nabi dan menawarkan dirinya. Kerana sikap wanita tersebut tidak melanggar tuntutan agama, maka Rasulullah saw tidak mencelanya, maka baginda menolak tawaran tersebut dengan cara berdiam diri, agar tidak melukakan perasaan wanita tersebut.

Islam juga memberi hak kepada kaum wanita agar menolak pasangan yang dijodohkan untuknya atau yang meminang dirinya. Jika orang tua atau wali sesuka hati memaksa kahwin dengan lelaki yang tidak disukai lantaran akhlaknya yang buruk, maka wanita itu berhak menolaknya.

Anis binti Qatadah mempunyai suami bernama Khanfasa` bin Khaddam yang meninggal dunia dalam Perang Badar. Ayahnya mengahwinkannya dengan orang lain secara paksa. Anis Bin Qatadah menghadap Rasulullah saw dan menceritakan nasibnya itu. Ya Rasulullah ayahku memaksa aku kahwin dengan pilihannya, sedangkan aku lebih menyukai bapa saudara daripada anak-anakku
sebagai pengganti suamiku. Maka perkahwinan itu dibatalkan oleh Rasulullah saw, dan Rasulullah saw merestui perkahwinan Anis dengan saudara suaminya,kerana kepentingan wanita tersebut dan anak-anaknya.

Tidak ada yang berhak memaksa seorang gadis untuk kahwin dengan lelaki yang tidak disukainya. Tetapi jika ayahnya telah memilih untuknya suami yang soleh maka itu lebih baik baginya agar menerimanya. Kerana orang tua selalu menginginkan agar anaknya bahagia, serta memperolehi suami yang bertanggungjawab.

Perkahwinan yang berdasarkan paksaan kadang-kala akan menerima kehancuran kerana di antara suami isteri tidak sayang menyayangi dan tidak saling mencintai. Firman Allah swt maksudnya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan
di antara kamu rasa kasih dan sayang.(Ar-Rum : 21)

Jika kaum wanita atau gadis ingin memilih calon suaminya sendiri, maka janganlah mengikut keinginan nafsu sahaja. Perhatikanlah aspek keimanan dan ketakwaan yang dimiliki oleh calon suami tersebut. Jangan selalu mengutamakan kedudukan dan harta, kerana kedudukan dan harta boleh lenyap bila-bila masa sahaja. Allah akan menjamin kebahagiaan hidup suatu keluarga
di dunia ini jika mereka beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Firman Allah swt maksudnya: Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik lelaki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.(An-Nahl :97)

Jangan merasa bimbang jika calon suami tidak mempunyai harta yang banyak. Namun seandainya ia tergolong orang yang bertaqwa dan beramal soleh maka Allah akan memberikan rezeki yang cukup kepadanya. Abu Dzar berkata,bahawa Rasulullah saw bernah bersabda maksudnya : Sesungguhnya aku mengetahui suatu ayat, sekiranya orang ramai berpegang teguh dengannya mereka akan
hidup makmur. Kemudian baginda membacakan ayat tersebut maksudnya : Barangsiapa bertaqwa kepada Allah nescaya Allah akan mengadakan baginyajalan keluar. Dan memberikan rezeki daripadanya arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu. (Ath-Thalaq :2-3)

Enam Isteri Yang Menjahanamkan Suami

Seorang isteri bukan saja memegang kunci kebahagian dan ketenteraman jiwa suaminya, malah ia memegang kunci kejayaan hidupnya.

Kenyataan bahawa setiap di belakang setiap lelaki yang berjaya itu terdapat seorang perempuan yang bijak dan berjiwa besar merupakan satu kenyataan yang lumrah diterima di mana-mana. Si isteri mempunyai serampang mata dua yang sakit, ia boleh membuat suaminya hidup bersemangat, bercita-cita tinggi, gigih dan ia boleh membuat suaminya menjadi seorang yang lemah, patah hati , tidak percaya diri sendiri, pengecut, ragu-ragu dalam membuat keputusan-keputusan dan bertindak. Sikap dan perhubungan seorang isteri dengan masyarakat juga merupakan satu faktor yang menentukan nama baik suaminya di kalangan orang ramai, kerana tingkah laku sosial seorang isteri tidak boleh dipisahkan dari nama baik suaminya.

Dalam kehidupan rumah tangga ada enam isteri yang membawa kesiksaan-kesiksaan jiwa kepada suaminya sehingga membuat mereka tidak bersemangat untuk melaksanakan kejayaan-kejayaan baru dalam hidup.

( 1 ) Isteri yang tidak tahu membuat keputusan

Dia seorang isteri yang kaku tanpa inisiatif. Dia hanya tahu menyelesaikan perkara-perkara titik bengik mengenai kepentingan-kepentingan diri setiap hari dan tugas-tugas kecil mengenai hal-hal rumah tangga saja. Selain dari itu seluruh persoalan hidup yang lain dibebankan ke pundak suaminya. Dia tidak mahu mengambil keputusan bagaimana hendak menyusun perabut-perabut rumahnya dengan yang lebih menarik, tidak tahu mengambil keputusan terhadap kelakuan dan tindak tanduk anak-anaknya, tidak tahu membuat anggaran rumah tangga yang wajar dan teratur, tidak tahu membuat sesuatu yang membina terhadap dengan jiran tetangga, sanak saudara dan kawan temannya, malah ia tidak tahu menentukan barang-barang yang perlu dibeli untuk kepentingan rumah tangganya, malah kadang-kadang ia tidak tahu menentukan jenis-jenis masakan yang patut di sediakan hari ini. Segala-galanya dirujukkan kepada suaminya. Pendeknya dia tidak akan bertindak melainkan dengan arahan yang jelas dari suaminya. Suami yang mendapat isteri yang sedemikian terpaksa memikul beban-beban tambahan yang berat di samping pekerjaan hariannya. Ia terpaksa memikul beban-beban rumah tangga serentak dengan beban-beban pejabatnya. Dia selalu saja diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak putus-putus dari isterinya bagaimana hendak membuat itu dan ini. Akibatnya bukan saja membuang waktu suaminya yang berharga malah menghalangi dari memikirkan sesuatu yang lebih serius dan berguna kepada kemajuan dan kemajuan hidup.

( 2 ) Isteri yang selalu mengomel / berleter

Dia selalu tidak puas hati biar apa pun yang dibuat oleh suaminya. Dia mengomel, mengeritik, dan mempersenda semua tindak tanduk suaminya. Segala galanya tidak kena dan ada saja cacat celanya. Suaranya seperti suara nyamuk yang terus menyerang dan menganggu. Dia tidak segan-segan memperkatakan kelemahan-kelemahan suaminya kepada orang lain. Dia seorang yang selalu mementingkan dirinya dan tidak sabar. Dia mahu segala-galanya cepat, sempurna dan memuaskan. Lebih jauh dari itu dia begitu lancang membuat pertandingan-pertandingan yang tidak adil dengan suami-suami orang lain. Untuk mencari hiburan dan ketenteraman, suaminya lebih suka berlabuh di kedai-kedai kopi hingga jauh petang dan jauh malam, dan suka melupakan diri dengan permainan-permainan catur dan daun terup,atau mencari kedamaian pada perempuan-perempuan yang lain atau pada minuman-minuman keras. Seorang suami yang bernasib baik sedemikian tidak lagi mempunyai kegairahan atau inisiatif untuk bekerja keras bagi memajukan hidupnya dan hidup anak-anaknya. Ia seorang suami yang begitu bosan dengan hidupnya.

( 3 ) Isteri diktator

Dia seorang isteri yang gila kuasa. Dia melayani suaminya sebagai tawanan atau sebagai kanak-kanak yang kecil. Dia mahu semua keputusannya dipatuhi oleh suaminya dan dia mahu menguasai semua perbelanjaan rumah tangga. Setiap hari terima gaji dia akan menunggu suaminya di muka pintu untuk mengambil semua gaji itu dan mengawal semua perbelanjaan-perbelanjaan suaminya. Setiap kali suaminya pulang dari luar dia akan memeriksa saku suaminya dan meminta laporan kemanakah suaminya akan membelanjakan wang yang diambilnya petang tadi. Dia bukan saja mengawal perbelanjaan suaminya, malah dia menyoal setiap gerak-geri suaminya dan tidak silu-silu mengkritik tindak tanduk suaminya di depan kawannya. Akibatnya si suami itu menjadi seorang yang tidak berperibadi, lemah dan lumpuh di dalam segala-galanya. Dia menjadi bahan ketawa kawan-kawannya dan tentulah suami yang seperti itu tidak mempunyai kesempatan-kesempatan dan dorongan-dorongan yang wajar untuk hidup dengan lebih maju dari kedudukannya yang ada sekarang.

( 4 ) Isteri yang suka campur tangan

Dia seorang isteri yang bercita-cita tinggi, tetapi menyalahgunakan kedudukan suaminya untuk melaksanakan cita-cita itu. Dia mahu suaminya naik pangkat dan merasa kewajipan nutuk campur tangan agar suaminya cepat naik pangkat. Kerana itu dia membuat hubungan-hubungan dengan isteri ketua pejabat atau isteri majikan suaminya atau membuat hubungan lansung dengan ketua pejabat atau majikan itu sendiri dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka agar suaminya mendapat kenaikan pangkat. Ia tidak sedar bahawa campurtangannya itu merosakkan imej suaminya di mata ketua pejabat atau majikannya dan menimbulkan kebencian pada mereka. Kadang-kadang hubungan lansungnya dengan ketua pejabat dan majikan itu menimbulkan tomahan-tomahan yang menjatuhkan maruah suaminya pada pandangan orang lain

( 5 ) Isteri yang boros

Dia hidup dengan satu anggapan yang salah iaitu tugasnya bukan mencari duit, tetapi membelanjakan duit. Tugas seorang suami ialah mencari duit dan sebagai suami yang tahu harga diri dia harus pandai mencari duit sebanyak yang diperlukan oleh isterinya. Atas anggapan inilah ia memboroskan pendapatan suaminya dengan membelikan barang-barang yang mewah dan mahal seperti alat-alat kosmetik, permaidani, pinggan mangkuk yang tinggi mutunya, dan pelbagai lagi barang mewah yang tidak diperlukanya. Suami terpaksa mencari pendapatan dengan mencari kerja-kerja lebih masa atau melakukan rasuah di pejabatnya untuk membayar bermacam-macam hutang yang meyerabut kepalanya. Biasanya dia tidak berunding dengan suaminya semasa hendak membeli sesuatu barang melainkan barang itu sudah sampai di rumah dan di sana dia akan meletakkan suaminya yang sabar dan lemah itu di depan kenyataan yang pahit. Akibatnya suami menjadi begitu lemah dan lumpuh. Jiwanya ditekan berbagai-bagai kerunsingan yang menjejaskan kecekapan dalam menjalani tugas-tugas hariannya dan tidk lagi mempunyai kesempatan-kesempatan untuk memajukan dirinya.

( 6 ) Isteri sosial

Dia seorang isteri yang sentiasa berpakaian cantik. Dianggap kewajipan utamanya bukan terletak di rumah tangga, malah menghadiri pertemuan-pertemuan, majlis-majlis keramaian, melawat rumah-rumah teman dan bergiat dalam berbagai-bagai kegiatan sosial tanpa menghiraukan rumah tangganya. Dia tidak sempat menghiraukan sarapan pagi untuk suaminya, kerana ia masih nyenyak tidur akibat balik jauh malam. Suaminya tidak mempunyai pilihan melainkan terpaksa ikut sama ke mana-mana majlis yang dihadirinya untuk memperlihatkan keperibadiannya sebagai seorang suami yang bermaruah. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hidupnya yang begitu sosial itu dia terpaksa berbelanja lebih yang memberatkan suaminya. Kemudian dia meyiksakan suaminya dengan membandingkannya dengan suami-suami sahabatnya yang bergaji besar dan mewah dengan tujuan agar suaminya juga berusaha mencapai taraf hudup seperti itu. Oleh kerana suaminya tidak mempunyai asas pelajaran yang sama dengan mereka, maka sudah tentu pemberangsangan itu sia-sia saja, malah membuat suaminya semakin lemah dan patah semangat dan berakhir dengan kejatuhan-kejatuhan yang menyedihkan.

Ciri-ciri wanita teladan & isteri solehah

1. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa mendahulukan kemahuan dan keinginan suaminya dari kemahuan dan kehemdaknya sendiri.

2. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa bersikap malu terhadap suaminya, bersopan santun pada setiap perkataan dan perbuatan.

3. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa berhias diri bila di hadapan suami dan sebaliknya apabila ketiadaan suami.

4. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa bersedia melayani dan memenuhi kehemdak batiniah dan zahiriah suami bila diperlukan.

5. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menjaga kebersihan, kesihatan dan kesempurnaan diri, rumah tangga dan anak-anak suaminya.

6. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa mencintai dan menghormati kelluarga suaminya seperti mana ia mencintau dan menyayangi keluarganya sendiri.

7. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menjaga auratnya dari pandangan yang bukan mahramnya.

8. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menjaga pandangan matanya dari perkara-perkara yang tidak sihat dan mungkar.

9. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa memberikan kesetiaan, ketaatan dan kepatuhan kepada suaminya selagi suruhan itu tidak bertentangan dengan perintah syariat.

10. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa memberikan layanan dan kasih saying yang sepenuhnya dan membuatkan suaminya merasakan rumah tangganya itu sebagai tempat yang paling selamat untuk mendapat ketenangan dan kebahagiaan.

11. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menjaga rahsia serta maruah suami dan keluarganya, demikian juga dengan maruahnya sendiri.

12. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menjadukan suaminya sebagai ketua dalam rumah tangga mereka sesuai dengan sifat-sifat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum lelaki.

13. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa memohon keizinan suaminya untuk keluar dari rumah kerana sesuatu hajat yang diharuskan oleh syara'.

14. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasamemohon keizinan suaminya jika mahu mengerjakan puasa sunat.

15. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa bersyukur dan tenang di atas segala dugaan dan nikmat dari Allah yang diberikan kepada suaminya.

16. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menemani suaminya ke muka pintu bila ia hendak keluar dan menyambutnya dengan seyuman bila ia pulang.

17. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang tidak membenarkan lelaki bukan mahram memasuki rumah ketika ketiadaan suami.

18. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa bersedia melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang isteri, ibu dan segala perintah Allah dengan tabah dan sabar.

19. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa berdiam diri dan mendengar bila suaminya sedang bercakap.

20. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang tidak meminta sesuatu yang lebih dari suaminya sedangkan ia tidak mampu untuk menunaikannya.

21. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang sentiasa menerima pemberian suaminya dengan penuh kesyukuran dan keikhlasan.

22. Wanita teladan & isteri solehah ialah mereka yang bijak menguiruskan harta suami dalam berbelanja dengan kadar yang sederhana dan tidak membazir.

Romantiknya Rasullullah Melayan Isteri

“SUAMI saya tidak pandai melayan saya,” Roziah mengadu kepada Hamdiah, teman baiknya yang kebetulan adik iparnya.

“Entah, adik saya seorang tu memang tak pandai nak bermesra dengan perempuan sejak dulu lagi,” jawab Hamdiah kesal dengan sikap adiknya.

“Tetapi kak, ketika bujang lain, zaman dah kahwin sepatutnya tidak sama, seorang lelaki perlu memahami perasaan isterinya.

“Jika tidak tahu perlu bertanya daripada orang yang tahu atau pun kena banyak membaca dan mengetahui perasaan wanita. Ini penting untuk kebahagiaan rumah tangga,” kata Roziah dengan penuh semangat.

Perbualan ipar duai ini berkisar sekitar kemesraan, itulah yang membuat hubungan suami isteri terasa indah dan nikmat.

Kemesraan berputik daripada cara berkomunikasi. Ada dua jenis lambang
komunikasi yang biasa digunakan, iaitu lambang lisan dan bukan lisan.

Menurut penelitian Profesor Birdwhistell, nilai keberkesanan lambang lisan berbanding bukan lisan adalah 35:65. Justeru, lambang bukan lisan lebih berkesan dalam menyampaikan pesanan dan penzahiran kasih sayang.

Bermesraan adalah upaya suami isteri untuk menunjukkan saling kasih sayang dalam bentuk lisan. Sentuhan tangan dan gerak tubuh lainnya, adalah termasuk lambang bukan lisan ketika suami berkomunikasi dengan isterinya. Komunikasi lisan semata-mata belumlah berkesan jika belum disertai oleh komunikasi bukan lisan.

Rasulullah pun merasakan pentingnya bermesraan dengan isteri. Bahasa cinta Rasulullah kepada isterinya banyak digambarkan dalam bentuk bukan lisan hingga baginda mengamalkannya dalam kehidupan seharian.

Tidur dalam satu selimut bersama isteri

Ini tercermin dalam hadis beriku: Daripada Atha' bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah dan Aisyah biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Baginda kemudian bertanya: “Mengapa engkau bangkit?” Jawabnya: “Kerana saya haid, wahai Rasulullah.”

“Sabdanya: “Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku.” Aku pun masuk, lalu berselimut bersama baginda.” (Hadis riwayat Sa'id bin Manshur)

Memberi wangi-wangian pada auratnya
Aisyah berkata: “Sesungguhnya Nabi apabila meminyakkan badannya, baginda memulakan dari auratnya dan menyapunya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi) dan isterinya meminyakkan bahagian lain seluruh tubuhnya.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)

Mandi bersama isteri

Daripada Aisyah, beliau berkata: “Aku biasa mandi bersama dengan Nabi dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam bejana).” (Hadis riwayat 'Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)

Disisir isteri

Daripada Aisyah, beliau berkata: “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah, saat itu saya sedang haid.” (Hadis riwayat Ahmad).

Meminta isteri meminyakkan badannya

Daripada Aisyah, beliau berkata: “Saya meminyakkan badan Rasulullah pada Aidiladha selepas baginda melakukan jumrah 'aqabah.” (Hadis riwayat Ibnu 'Asakir)

Minum bergantian pada tempat yang sama

Daripada Aisyah, beliau berkata : “Saya biasa minum daripada cawan yang sama ketika haid, lalu Nabi mengambil cawan itu dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya.

“Lalu baginda minum, kemudian saya mengambil cawan, lalu saya menghirup isinya. Kemudian baginda mengambilnya daripada saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (Hadis riwayat Abdurrazaq dan Sa'id bin Manshur)

Membelai isteri

“Adalah Rasulullah tidaklah setiap hari melainkan baginda mesti mengelilingi kami semua (isterinya) seorang demi seorang. Baginda menghampiri dan membelai kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat isteri yang beliau giliri waktunya, lalu baginda bermalam di tempatnya.” (Hadis riwayat Ahmad)

Tidur di pangkuan isteri

Daripada Aisyah, beliau berkata: “Nabi biasa meletakkan kepalanya pada pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian baginda membaca al-Quran.” (Hadis riwayat 'Abdurrazaq)

Memanggil dengan kata-kata mesra
Rasulullah biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya seperti 'Aisy dan Humaira (pipi merah delima).

Mendinginkan kemarahan isteri dengan mesra.

Rasulullah biasa memicit hidung Aisyah jika beliau marah dan berkata: “Wahai 'Uwaisy, bacalah doa: 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku daripada fitnah yang menyesatkan.” (Hadis riwayat Ibnu Sunni)

Memberikan hadiah.

Daripada Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, beliau berkata: “Ketika Nabi bernikah dengan Ummu Salamah, baginda bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.”

Beliau (Ummu Kultsum) berkata: “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah dan hadiah itu dikembalikan kepada baginda, lalu baginda memberikan kepada masing-masing isterinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian itu beliau berikan kepada Ummu Salamah.” (Hadis riwayat Ahmad)

Begitu indahnya kemesraan Rasulullah kepada isterinya. Ia memberikan gambaran betapa Islam sangat mementingkan komunikasi bukan lisan kerana bahasa tubuh ini akan lebih berkesan menyatakan cinta dan kasih sayang di antara suami isteri.

Konco konco Facebook



Devy Anggraini
Erny Yulianti
Agus Dwi Setiawan
Dwi Nurwiyanti
Alfia Nurul Lisana
Ayuk Ciprut Widya
Dinda Annissa Larasati
Anggit TriWidya Pamungkas
Anggi Ataçha Saraswatie
Aulia Ariestasari
Annisa Alghazaly
Pratiwi Sasti W
Ayok Cahyo
Tia Kusuma
Regina K Wardhani
Erlina Hardiyanti
Baiq Arinita Adriantini
Har Janto
Ardi B. Widiyantoro
Artika Mega Indarini
Famela Mentari
Alin Yustia Berharap
Baiq Eli Ramdani
Fhieta Luphu
Rahmi Kartika Jati
mbet Si Nona Kecild
Azhee Imud
Mas Doeto
Icha Ayuee
Djuwita Permatasari
-Dewi Fortuna-
Azis Nur Rohmat
Eko Wahyu Purwenni
Pudjie Schatzi
Dwi Prasetyono
RaZak NDah
Dewi Sii anoreksia
Pradhana Rameshwari
Erma Maslahatul Umami
Rina Lusiana Handayanti
Danang Setyadi
Yanthy Marks
Tinonkz Zemogh Cengcerement
Ana Cie Buduh
Rudy Ady Kumara
ApRiiel Cii Rohmaa
Zea Maulida
Diajeng Asri
Tutut Neh
Dwi Yulia Wardani
Neng Mur
Zakalina Natalia Puspitasari
Yos Aja Deh
Anton JamphEzt
Agustina Dian
Della kape Piero
Tafia Wae
Anthony Maargent Moochi
Raisya Sabita
Setiana Aprilia Wibowo
Herwin Catria
Giriningtyas Dwi Maharani
Ponco Astutik
Nurlaeli Ismilarsih
Rosi Amalia
Upex Rock
Fitria Eka
Phooutie Kamylaa
Era Juhartiningsih
Anis Novitasari
Dhina Wakid
Watik Setyorini
EKa AGuz
Chanty Imoet
Dinda Micka
Dyah Meilienna SwetSwet
Hesti Wulandari
Hening Octaviani
Firman Adhi Darmawan
Asri Nur Oktavia
Zubaidah Nanta
-Dyah Ayu Lestiyanie-
Dian Agustina
Dewi VicYou
BEny Gag DuduLz
-tYa TYut-
Sinta Widiyawati
Banu Aji
Arief Yuantoro
Piema Primboel
Danang dagun Gunawan
RockyIn MHm
Luuphy Cimoetz
Retno Puji Kartinindyah
Fanani Agung
Nina Yunita
Marsudiyanto Nugroho
Wisma Anis
-abrakadabra Whulandhary-
Dhamayanti Rovi
Novita Anggun
Tulus Van Nistelrooij
Nur Halimah
Dewa Dewi
Tjah Ndeso
Ppt Sctv
Fika Wakid
David Putra Slankerz
Teguh Kiblat
Qhoethoex Dab
Endah Astuti Puji
Guntur Cross
Agusnawati Andi
Jonathan Tenkzi
Agus Yulianto
NHa Benchi Orng Penghianat
Feri Pjm
Jamboel Slankerz Loran
Arek Gozonk
Indah Sari
Maz Tris
Noffi Triabekti Lestari
iie Sri Rezeki
Mawar Sari
Sutomo Barudin
CuKup TaNia
Alya Dhina
Sunarto Somawijoyo
Tatv Nyampursari
Sutris No
Doddo Plenton
SisQaul PrikitTiuu
Unix Tries
Guruh Nugroho
Nur Rochmah Ikha Wati
-Kusuma Dewi Maharani-
Soe Genk Nugraha
Eka Suswanto
Doddo Penghuni Pereng Sari
Adi Kurniawan
Slankers Loran