Senin, 16 Juli 2012

SABDA ROSULULLAH BAB AKHLAQ

Untuk keamanan, kebahagiaan dan kedamaian hidup di dunia dan Akhirat, manusia perlu model atau contoh untuk diikuti. Justeru manusia, walaupun telah Allah bekalkan fitrah ingin mencintai dan dicintai tidak akan dapat melakukannya dengan sempurna jika tidak ada contoh. Begitulah rahmat dan kasih sayang Allah. Sentiasa menunjukkan jalan-jalan keselamatan buat hamba- hamba-Nya. Tinggal apakah manusia itu mau atau tidak mencontohinya.<br>
Maka atas dasar itu dengan rahmat Allah, Dia telah mengutuskan seorang manusia bernama Muhammad bin Abdullah sebagai Rasul-Nya di atas muka bumi ini 1400 tahun yang lampau. Allah telah lengkapkan Rasul itu dengan sifat yang sempurna lahir dan batin. Allah telah memelihara peribadinya daripada sebarang kesalahan dan cacat-cela, agar dia menjadi contoh yang agung kepada manusia lain.<br>
Dengan segala pemeliharaan itu maka jadilah Rasulullah manusia yang paling tinggi akhlaknya. Sama ada akhlak dengan Allah mahupun akhlak sesama manusia.<br>
Oleh itu tidak hairanlah jika Allah sendiri memuji Rasulullahdalam Al Quran dengan firman-Nya: &#8220;Sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat agung.&#8221; (Al Qalam: 4).<br>
Al hasil, terbentuklah Rasulullah &#160;itu sebagai insan kamil yang menjadi lambang segala kebaikan. Nabi Muhammadlah manusia yang paling sempurna. Seluruh himpunan sifat baik telah dipakaikan oleh Allah pada diri Rasulullah . Itulah gambaran betapa kasih dan sayangnya Rasulullah &#160;kepada seluruh makhluk.Bukan sahaja kepada manusia bahkan juga kepada binatang. Bukan sahaja kepada orang Islam tetapi juga kepada yang bukan Islam. Maka atas dasar itulah Allah telah menegaskan dalam Al Quran bahawa kedatangan Rasulullah &#160;itu adalah sebagai pembawa rahmat.<br>
Firman Allah: &#8220;Dan tidak Kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan untuk rahmat kepada sekalian alam.&#8221; (Al Anbia: 107).<br>
Rasulullah &#160;juga pernah bersabda: &#8220;Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.&#8221; (Riwayat Malik).<br>
Di sini saya hanya ingin menggambarkan tentang kasih sayang, iaitu satu aspek daripada akhlak Rasulullah &#160;yang sangat perlu untuk manusia. Setidak-tidaknya untuk keselamatan mereka di dunia walaupun tidak di Akhirat. Kasih sayang Rasulullah &#160;terhadap manusia tidak ada tandingannya. Mari kita lihat bukti bagaimana dan betapa kasih sayang Rasulullah &#160;melalui dua sudut.<br>
Jika kita membaca Al Quran dan meneliti Hadis Rasulullah , maka kita akan dapati betapa Rasulullah &#160;itu sangat pengasih sekalipun kepada anak kecil ataupun binatang. Di antara ayat Quran yang menunjukkan betapa tingginya rasa kasih Rasulullah &#160;itu ialah sewaktu Allah berfirman: &#8220;Telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.&#8221; (At Taubah: 128).<br>
Dalam ayat yang lain Allah telah berfirman: &#8220;Maka dengan rahmat Allah-lah kamu dapat berlaku lemah-lembut dan kasih sayang pada mereka. &#8220;(Ali Imran: 159 ).<br>
Allah berfirman lagi: &#8220;Dan jikalau kamu berkasar dan berkeras hati nescaya mereka akan menjauhkan diri darimu. &#8220;(Ali Imran: 159).<br>
Di antara Hadis yang menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Rasulullah &#160;ialah: &#8220;Barang siapa yang tidak mengasihi manusia, dia tidak dikasihi Allah. &#8220;(Riwayat At Termizi).<br>
&#8220;Kasihilah siapa sahaja yang ada di bumi nescaya akan mengasihi kamu siapa-siapa sahaja (malaikat) yang di langit.&#8221; (Riwayat Abu Daud).<br>
&#8220;Sebaik-baik manusia ialah orang yang memberi manfaat pada manusia (termasuk meratakan kasih sayang). Sebaik-baik manusia ialah mereka yang paling baik akhlaknya (kasih sayang kepada orang lain).&#8221; (Riwayat At Tabrani).<br>
&#8220;Berbaktilah kepada kedua ibu bapa kamu, maka akan. berbakti anak-anak kamu kepada kamu (termasuk memberi kasih sayang).&#8221; (Riwayat Al Hakim).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang yang paling hampir dengan tempatku di kalangan kamu ialah yang paling cantik akhlaknya, mereka menghormati orang lain dan mereka senang bermesra dan dimesrai. Orang Mukmin itu ialah yang mudah mesra dan dimesrai, dan tiada kebaikan pada mereka yang tidak boleh bermesra dan dimesrai. Dan sebaik-baik manusia ialah yang banyak memberi manfaat kepada manusia.&#8221; (Riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi).<br>
&#8220;Barang siapa yang tidak mengasihi orang kecil kami, sedangkan dia tahu kewajipan sebagai orang besar kami maka bukanlah dia dari golongan kami.&#8221; (Riwayat Al Bukhari).<br>
&#8220;Siapa yang berbuat baik (beri kasih sayang) kepada anak yatim lelaki atau perempuan, adalah aku dan dia di dalam Syurga seperti dua ini (ditunjukkan dua jarinya yang dirapatkan).&#8221; (Riwayat Al Hakim).<br>
&#8220;Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. &#8220; (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Penyebab utama masuknya manusia ke surga adalah bertakwa kepada Allah dan kebaikan akhlaknya.&#8221; ( Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah ).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.&#8221; ( Riwayat At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Saya menjamin sebuah rumah yang paling tinggi tingkatannya di sorga bagi orang-orang yang berbudi pekerti. &#8220; ( Riwayat At-Tirmidzi ).<br>
&#8220;Sesungguhnya orang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mendapatkan kedudukan yang sama dengan orang yang (rajin) melaksanakan puasa dan shalat malam.&#8221; (Riwayat Abu Dawud).<br>
&#8220;Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia bersalah nescaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar syurga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah surga. Dan barangsiapa yang baik akhlaknya niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian surga.&#8221; (Riwayat Abu Dawud, Ath-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).<br>
Rasulullah bersabda, maksudnya: &#8220;Manusia yang paling dikasihi Allah ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain dan amalan yang paling disukai oleh Allah ialah menggembirakan hati orang-orang Islam atau menghilangkan kesusahan daripadanya atau menunaikan keperluan hidupnya di dunia atau memberi makan orang yang lapar. Perjalananku bersama saudaraku yang muslim untuk menunaikan hajatnya, adalah lebih aku sukai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ini selama sebulan, dan sesiapa yang menahan kemarahannya sekalipun ia mampu untuk membalasnya nescaya Allah akan memenuhi keredhaannya di dalam hatinya pada hari Qiamat, dan sesiapa yang berjalan bersama-sama saudaranya yang Islam untuk menunaikan hajat saudaranya itu hinggalah selesai hajatnya nescaya Allah akan tetapkan kakinya(ketika melalui pada hari Qiamat) dan sesungguhnya akhlak yang buruk akan merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu.&#8221; (Riwayat Abu Dawud).</p>
</div>

Jumat, 13 Juli 2012

KEUTAMAAN SILATURAHMI DAN ANCAMAN MENINGGALKANNYA

Manusia adalah mahluk sosial; yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.
Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya
Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini.
 
Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?
Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).
 
Silaturahmi merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, apa bila kita melaksanakan perintah tersebut disamping kita mendapatkan pahala juga akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak sekali, diantara keutamaan tersebut adalah :
1. Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya
Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi". (HR Bukhori dan Muslim)
2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi
Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (HR Bukhori dan Muslim)
3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang  menyambungnya
"Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia swt selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia swt berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia I berfirman, 'Itulah untukmu.'
4. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt.
Dari Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka
Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : "Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi"(HR Bukhari dan Muslim)
6. Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung
Firman Allah swt : "Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk" (QS. Ar-Ra'd :21)
7. Silaturahim merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt.
Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata : saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata : kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab : “iya”, aku bertanya : amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab ; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertnya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)
8. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak
dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." (HR Bukhori dan Muslim)
9. Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain
Dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi)
demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda: "Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)

Dan sebaliknya apabila meninggalkan silaturahmi maka akan mendapatkan ancaman dan akibat yang diperoleh. Diantara ancaman memutuskan silaturahmi adalah :
1. Tidak akan diterima amalnya
Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “ “sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi”. (HR Ahmad)
2. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt.
Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" HR. Bukhari, dan Muslim.
3. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat.Karenasalah satu tanda keimanan seseorang adalah senantiasa meghubungkan silaturahmi.
4. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam.
Allah swt berfirman : “ orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam) (QS Ar’Rad : 25)
“ Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”(QS Muhammad 22-23)
5. Tidak masuk surga
Dari Jubair bin Mut?im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, " Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.". Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.

Referensi:
1. Shilatu ar-rahmi fadhluha walhatstsu ‘alaiha karya Syaikh Khalid bin Husain bin Abdurrahman
2. Shilatu al-arham wattahdzir min qati’atiha fatawa hukmu mawaidh oleh al-qism al-ilm bimadar al-wa

Ketika TUHAN menebar Pengampunan

Tuhan pernah mengatakan:” Wahai para malaikat, lihatlah hamba-hambaku, sesungguhnya aku telah mengampuni dosa-dosa mereka”. Ini dikatakan saat umat islam telah merampungkan puasa ramadhan, dan pada detik-detik sholat idul fitri. Betapa Agung pengampunan-Nya. Betapapun besar dosa-dosa yang dilakukan oleh hamba, Allah tetap membuka pintu maaf, kecuali mereka yang tidak mau bertaubat, dan masih berbuat dholim.
Ada tiga dosa besar yang tidak diperkenankan masuk surga, kecuali telah bertaubat kepada-Nya. Di antara tiga orang tersebut ialah pemutus tali persaudaraan atau yang disebut dengan Qotiu al-Rahmi. Qatiu Al Rahmi berasal dari bahasa Arab, artinya memutus silaturahmi. Menurut pengertinya ”orang mukmin yang bersaudara, tetapi karena ada permasalah, maka dengan cepat memutuskan tali persaudaraan dengan tidak saling menyapa (satru). Indikasi Qotiu Al Rohmi karena banyak faktor, akan tetapi yang paling dominan adalah persoalan materi; mislanya warisan, utang piutang, wanita; merebut cinta orang lain, mengaggu istri orang lain, kekuasaan atau jabatan; misalnya iri dengan kedudukan jabataan, perbutan posisi.
Fenomena saat ini, sering kita temuakan antara tentangga tidak menyapa karena urusan utang, urusan wangkit ( pagar), rebutan lahan parkir. Dikalangan elit, banyak yang berebut posisi (kursi), atau rebutan jabatan. Sehingga menimbulkan dampak yang negatif. Di kalangan partai politik, banyak yang rebutan posisi ketua, sekjen sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan partainya.
Adakalanya perseteruan ini hingga menimbulkan satru (tidak saling) menyapa sesama muslim atau bersaudara saling membenci, silaturahmi terputus. Adakalanya dikarenakan sebuah perceraian, muncul rasa benci bahkan dendam, sehingga putus silturahmi. Qotiu Al Rahmi, yang dibenci oleh Allah adalah karena rasa sombong, tidak ada kemauan memaafkan. Jika ini terjadi, maka Allah SWT telah menyiapkan tempat di akhirat kelak yaitu di Neraka. Andaikata, seseorang beribadah siang dan malam, dijidatnya terlihat hitam karena banyak bersujud, bersedekah setiap saat, akan tetapi mereka suka memutuskan silaturahmi, bahkan sudah menjadi hobi, maka Allah tidak akan menerimanya sampai mereka bertaubat. 
Hadis Nabi mengisaratkan seputar pemutus silaturahmi yang berbunyi ” 
عن أبي جرير أن أبا بردة حدثه عن حديث أبي موسى رضي الله عنه : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ثلاثة لا يدخلون الجنة : مدمن الخمر و قاطع الرحم مصدق بالسحر (رواه الحاكم رقم 7234)
Artinya “ diriwayatkan oleh Abi Jarir bahwasanya Aba burdah menceritakan dari hadis abi Musa RA, bahwasanya Nabi SAW mengatakan;’’ peminum khomer (pemabuk), pemutus silaturahmi, menyetujui sihir.
Tiga orang sangat membahayakan, yakni pemabuk, seperti minum arak, ekstasi, sabu-sabu, ganja. Kemudian, pemutus seduluran, artinya tidak mau memanafkan, bahkan hatiya tetutup, sering menyakiti tetangga, kerabat dengan tidak menyapa.Kemudian orang-orang yang kong kalikong dengn tukang sihir atau santet. Bahkan ikut serta memperlancar. Maka, tuhan tidak akan memaafkan, selama mereka belum bertabaut dengan sesungguhnya