Rabu, 04 Juli 2012

Amalan Malam Nishfu Syia'ban

Bismilahir Rahmanir Rahiim

Amalan-Amalan utama di malam Nishfu Sya’ban, antara lain sebagai berikut:Pertama: Mandi sunnah saat ghurub matahari (tenggelam matahari). Manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.Ketiga: Ziarah atau membaca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam Nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.Dalam suatu hadis disebutkan:“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُAssalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.Kelima: Membaca doa Kumail.Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:SubhânallâhAlhamdulillâhLailâha illallâhAllâhu AkbarKetujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):SubhânallâhAlhamdulillâhAllâhu AkbarKemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:Yâ Rabbi (20 kali)Yâ Allâh (7 kali)Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)Mâ syâa Allâh (10 kali)Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.Bismilahir Rahmanir rahiimA’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi bercahaya, karenanya kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, dari datangnya azab-Mu secara tiba-tiba, berubahnya keselamatan-Mu, dan hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan padaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.Kulumaskan wajahku di tempat sujud ini, dan sudah selayaknya bagiku untuk sujud kepada-MuRasulullah saw bersabda:“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu malam ini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan Dia menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)Kesebelas: Melakukan shalat Tasbih. Shalat ini dikenal dengan nama shalat Ja’far Ath-Thayyar.Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûnYa Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’banHari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia bagi para pengikut Ahlul bait Nabi saw, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

Jumat, 09 Maret 2012

Published with Blogger-droid v2.0.4

Rabu, 04 Januari 2012

SABAR ITU ADA BATASNYA

Saat berbincang dengan ibu tukang tahu didipan toko. Kata ibu itu "sabar itu ada batasnya"
Aku kaget. Hanya terkejut dalam hati. Mengatakkan pada hati “Ha?!?! Sabar itu ada batasnya?”.saya bingung memikirkan perkataan ibu itu tersebut. Padahal, yang kutahu sabar itu tak terbatas! tak ada batas..! Itulah yang kukencamkan dalam diriku selama ini sejak kecil. Sabar tak ada batasnya!! Iyah, tak ada batas..

Akhirnya, dari pada hati ini tak tuntas memikirkan hal ini. Aku langsung bertanya di ßß♏ dan YM. Sahabat pasti tau ya..  Aku bertanya “Apakah sabar itu ada batasnya?” Lalu, mereka menjawab dengan jawaban mereka masing2.Mungkin tak semua tapi semoga ini bisa menjadi sesuatu buatmu mengenai kesabaran mempunyai batas atau tidak.?

Aku percaya dengan jawaban teman-teman saya yang ada di ßß♏ dan YM. Mereka juga memberikan jawaban yang memuaskan untuk saya. Dan beserta dalilnya. Huah, akhirnya kebingungan ini bisa dituntaskan dengan waktu sekejap saja. Karna perkembangan zaman dan teknologi yang makin canggih. Pokoknya pergunakanlah internet sebagai tempat dirimu belajar, memahami, mengetahui. Yang lebih penting lagi jadikkan internet itu untuk berdakwah serta memperdalam ilmu syar’i. 

Lanjut. Inilah jawabannya yang sudah kurangkup menjadi sebuah jawaban atas semua ini… 

Sabar sesungguhnya merupakan salah satu ajaran Islam yang agung, namun sangat berat. Bersabar untuk marah, bersabar menahan amarah, bersabar untuk selalu istiqamah menapaki ajaran Islam sesuai dengan sunnah Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan para sahabat, bersabar untuk tidak tergesa-gesa, bersabar untuk tidak menyimpang, bersabar untuk menjauhi larangan, maupun bersabar menerima musibah dari Allâh Ta’âla, semuanya merupakan perkara yang berat. Itulah sebabnya, orang yang sabar pasti selalu disertai oleh Allâh Ta’âla.

“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfal : 46)

Masih belum menemukkan sebuah jawaban.. Akupun terdiam, mengingat-ingat sesuatu. Ohh!.. Iyah, SABAR.!! sabar yang slalu diucapkan oleh guru ngaji waktu di depok dulu . Aku ingat beliau mengatakan sesuatu

“assobru minal iman….” yang artinya–>  (Sabar adalah sebagian dari iman)
Terketuk sesuatu, kamu orang beriman kah?.. Jika jawabanmu “Iya” kamu beriman. Maka bersabarlah. Tapi jika memang kamu ndak beriman dan menjawab kamu “tidak” beriman. Maka.. Entahlah jawaban ada dimasing-masing.

Sudahi.. Sudahi mengingat yang lalunya. Kembali kejawaban teman saya tantang sabar. Ia menjawab : Orang bilang, “sabar ada batasnya”, “habis kesabaranku”, “sesabar-sabarnya orang, akhirnya tak tahan juga”. Apa atau dimanakah sebenarnya batas kesabaran yang dibenarkan dalam Islam? Apakah perkataan yang demikian itu dibenarkan dalam Islam?

Saat Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam marah ketika mendapatkan kekeliruan besar yang dilakukan oleh sebagian sahabat, apakah berarti beliau telah kehabisan kesabarannya? Tentu saja tidak. Begitu pula ketika beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam harus bangkit melakukan perlawanan terhadap musuh atas izin dan perintah Allâh Ta’âla. Justru hal itu merupakan salah satu bentuk pendidikan kesabaran yang paling berharga.

Jawaban itu memuaskan..  Tapi, masih ada yang mengganjal dihati ini.. Masih ada banyak jawaban yang bisa kupilih. Pada dasarnya jawaban itu tetap sama lho..!

Sabar ada batasnya. Yakni sampai tanah msuk kedlm perut alias “mati”
Klo msih hdup, sabar ga ada batasnya. Dan Mati adalah pemutus segala Amal (Sabar).

Aku terkesima dengan jawaban yang di atas itu. Iyap!! Sabar ada batasnya. Sampai engkau mati alias tidak hidup. Tapi apakah yang berbicara “sabar itu ada batasnya” –> adalah seseorang yang sudah mati?.. Tentu saja belum bukan?… Ada jawaban lagi nih..

Sabar itu tidak ada batasnya karena kita pasti selalu diuji oleh Allah… Jika kita merasa sabar kita terbatas, berarti kita sudah dikendalikan oleh nafsu amarah… Wallahu a’lam..

Nah lhoo.. Berarti ibu tkang tahu itu sedang dikendalikan oleh hawa nafsu marah ya..?.. Hmm..
Aku mengambil kesimpulan dari sini.
Sabar itu adalah perintah dari-Nya (dari Allah). Jika kita di uji oleh-Nya pasti kita harus dengan sabar menghadapinya. Hanya saja manusia kebanyakkan mengatakkan bahwa sabar ada batasnya (lhoo..? ko’ manusia bisa memberi batasan sendiri tanpa perintah dari-Nya?). Memang, sabar itu ada batasnya. Batasnya itu ketika engkau sudah mati. Tidak hidup di dunia lagi..!!.. Mengerti ya semua..?

Jadi selama engkau hidup sabar itu tak ada batasnya..!  keep sabar..!