Selasa, 29 November 2011

Kunci Kemuliaan Dunia Akhirat

Ust Muhammad Arifin Ilham

Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ikhwah fillah rahimakumullah, saudara saudariku yang kucintai karena Allah. Semua kita menghendaki kemuliaan, kejayaan, tidak saja di dunia tapi juga di akhirat. Dan mereka yang sukses di akhirat dimulai dari suksesnya di dunia. Simaklah kalamullah surat Fatir ayat 10. Siapapun yang merindukan kejayaan dunia akhirat simaklah kalamullah ini. Allah berfirman kepada kita:

"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan (kalimat) yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya..." (QS. Fatir: 10)

Garis bawahi "kalimat yang baik" dan "amal yang shaleh". Kalimat yang mulia, lisan yang selalu bicara yang baik, dari dzikir kepada Allah, dakwah, mengajak manusia ke jalan Allah, ada qoulan tsaqilla: kata-kata pilihan, qoulan laina: kata-kata yang santun, qoulan sadida: kata-kata yang mulia, qoulan baligho: kata-kata bukan hanya "yang penting sampai", tapi benar-benar berangkat (dari) menyampaikannya karena kecintaan kepada siapa yang disampaikan. Kecintaannya kepada Allah membuat ia cinta kepada makhluk Allah, lalu ia berkata-kata, inilah qoulan baligho.

Berarti kalimat yang baik, belum cukup bila belum dilanjutkan dengan amal yang shaleh, amal yang nyata, amal yang membawa kebaikan perbaikan. Inilah yang membuat seorang hamba itu mulia. Tidak cukup dengan hanya amal shaleh, tapi juga diiringi dengan perkataan yang baik. Tidak cukup berkata yang baik, tapi juga diiringi dengan amal yang shaleh. Berarti amal yang shaleh dan berkata yang baik, dua hal yang dapat dibedakan, tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kejayaan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana dzikir dan jihad, dua hal yang dapat dibedakan tapi tidak pernah dapat dipisahkan. Hamba Allah yang berdzikir itu berjihad di jalan Allah. Dan hamba Allah yang berjihad di jalan Allah itu selalu berdzikir kepada Allah SWT.

Berarti hamba Allah yang beriman, hamba Allah yang bertaqwa, akan meraih kemuliaan. Dan istimewanya kita akan mendengar dari lisan mereka perkataan yang baik, dan mereka terus beramal shaleh. Karena mereka tahu, hari jam menit detik menuju kematian. Hidup di dunia ini fana. Itulah yang mereka lakukan demi ini. Tidak heran mereka dimuliakan oleh Allah, dimuliakan oleh para malaikat, dimuliakan di muka bumi ini, karena perkataan dan amal shaleh.

Banyak orang bisa berkata tapi belum tentu bisa beramal. Ada juga orang yang beramal tapi perkataannya kurang baik. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhirat, hendaklah ia berkata baik, benar, jujur, kalau tidak: diam.

Hanya dua pilihan, kalau tidak bisa berkata baik benar, diam saja. Maka itu yang kedua, kata-kata "diam", diam lebih baik daripada bicara yang tidak baik. Diam itu emas, tapi bicara baik benar adalah akhlak yang mulia.

Subhanallah. Sungguh beruntung hamba Allah yang beriman. Lisannya baik, amalnya baik, pantaslah ia mendapat kejayaan dunia akhirat.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. []

Nasehat Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani untuk selalu bersangka baik sesama insan:

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu.Ucapkan dalam hatimu :
“Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”.

Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) :
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku”..

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu):“Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) :“Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) :
“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin di akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh. Dan mungkin boleh jadi di akhir usia diriku kufur dan berbuat buruk.

Senin, 28 November 2011

Cara Rosullullah Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

1-Tidur dalam 1 selimut meskipun isterinya haid

Dari Ata' bin Yasar: Sesungguhnya Rasulullah saw & Aisyah r.a biasa mandi bersama dalam bekas. Ketika baginda sedang berada dalam satu selimut tiba tiba Aisyah bangkit. Baginda bertanya, "Kenapa engkau bangkit?”, jawab Aisyah, "kerana saya haid".
Sabda Rasulullah saw, “kalau begitu pergilah, lalu pakailah kain & dekatlah kembali padaku”. “Aku pun masuk lalau berselimut dengan baginda”.
(Hadis riwayat Said b Mansur)

2-Menyembur wangian pada bahagian aurat

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: sesungguhnya Nabi saw apabila mewangikan badannya, baginda akan memulai dengan bahagian auratnya menggunakan nurah (sejenis pewangi), & isterinya akan meminyaki bahagian lain tubuh baginda.
(Hadis riwayat Ibn Majah)

3-Mandi bersama sama isteri

Dari Aisyah r.a beliau berkata: "Aku biasa mandi bersama Nabi saw dalam satu bekas. Kami bersama sama memasukkan tangan kami dalam bekas tersebut".
(Hadis riwayat Abdurrazaq & Ibn Abu Syaibah)

4-Menyikat rambut Nabi

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: Saya biasa menyikat rambut Rasulullah saw, ketika itu saya sedang haid.
(Hadis riwayat Ahmad)

5-Meminta isteri meminyakkan badan

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: "Saya meminyakkan badan Rasulullah saw pada hari raya Aidil Adha setelah baginda melakukan jamrah aqabah.
(Hadis riwayat Ibn Asakir)

6-Minum bergantian pada tempat yang sama

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: "Saya biasa minum dari cawan yang sama walaupun ketika haid. Nabi mengambil cawa tersebut & meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut, lalu menghirup airnya.
(Hadis riwayat Abdurrazaq & Said b Mansur)

7-Mencium isteri walaupun sebelum solat

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: Nabi saw biasa mencium isterinya setelah mengambil wudu', kemudian baginda bersembahyang & tidak mengulangi wuduknya.
(Hadis riwayat Abdurrazaq)

8-Memanggil dengan panggilan mesra

Rasulullah biasa memanggil Aisyah dengan panggilan yang disukai seperti Aisy & Humaira (pipi merah delima)

9-Menyejukkan kemarahan isteri dengan mesra

Nabi saw biasa memicit hidung Aisyah jika dia marah & baginda berkata, Wahai Uwaisy, bacalah doa "Wahai Tuhanku Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkan kekerasan hatiku & lindungilah aku dari dosa fitnah yang menyesatkan”.
(Hadis riwayat Ibn Sunni)

10-Membersihkan titisan darah haid isteri

Dari Aisyah r.a, beliau berkata: "Aku pernah tidur bersama Rasulullah saw di atas 1 tikar ketika aku sedang haid. Apabila darahku menitis di atas tikar itu, baginda mencucinya & tidak pula berpisah dari tempat duduk itu, lalu baginda kembali baring disisiku, apabila darahku sekali lagi menitis, baginda mencuci lagi titisan darah & tidak berpindah dari tempatnya, kemudian baginda pun bersembahyang dari tempat itu.
(Hadis riwayat Nasai)

11-Memberikan hadiah pada isteri

Dari Ummu Kalthum bin Abu Salamah, Rasulullah saw bersabda padanya. "Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda & beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui Raja Najasyi telah meninggal dunia & aku mengagak hadiah itu akan dikembalikan. Jika ianya dikembalikan aku akan memberi kepada isteri isterinya masing masing 1 botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi & pakaian berenda tersebut baginda berikan pada Ummu Salamah.
(Hadis riwayat Tirmidzi)